Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai bangsa Indonesia mudah dipecah belah hanya karena pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan gubernur (Pilgub) maupun wali kota.
Ia pun meminta masyarakat tak berkelahi antar sesama karena urusan politik.
"Jangan sampai pemilihan wali kota, gubernur dan presiden kita menjadi terpecah-pecah, rugi besar bangsa ini," kata Jokowi saat memberikan sambutan di hadapan 5.000 masyarakat Yogyakarta dalam kegiatan penyerahan sertifikat di Jogja Expo Center (JEC), Bantul, Jumat (28/9).
Jokowi mengingatkan agar masyarakat memilih pemimpin yang baik dan dapat menjalankan amanahnya sebagai seoarang pemimpin.
Baca Juga: Diguncang Gempa, Jaringan Telekomunikasi di Donggala Terputus
"Ada pemilihan gubernur coblos yang baik, ada pilihan presiden coblos yang baik," ujarnya.
Jokowi juga mengungkapkan agar masyarakat tidak saling mencela, mencemooh bahkan melakukan praktek kekerasan hanya karena persoalan pemilihan kepala daerah maupun presiden.
Menurut calon presiden nomor urut 01 ini, hal itu bukanlah menjadi pedoman bangsa Indonesia.
"Empat tahun masih dibawa-bawa, saling membenci dan mencemooh. Itu bukan etika bangsa Indonesia, bukan nilai agama yang kita anut, bukan nilia etika yang kita miliki, enggak ada saling mencemooh, mengejek dan mencela," tutur Jokowi.
Ia juga sempat menyinggung orang-orang yang selalu memfitnah dirinya yang dianggap bagian dari antek-antek Partai Komunis Indonesia (PKI).
Baca Juga: Ini Alasan Persiapan Asian Para Games 2018 di GBK Terhambat
Jokowi menegaskan dirinya bukan bagian PKI. Semua yang dituduhkan kepada dirinya menurutnya fitnah belaka.
"Ada yang menyampikan Presiden Jokowi itu PKI. PKI dibubarkan (tahun) 1965 saya lahir 1961. Saya masih balita, masa ada PKI balita? Tapi ada yang pecaya gitu lho. Yang saya geleng-geleng, kok ada yang percaya, itu pinternya politikus kayak gitu," ujar Jokowi.
Bagi Jokowi semua yang beredar dari masyarakat kebanyakan bersumber dari social media (sosmed).
Jokowi merasa geram dengan maraknya fitnah dan hoax yang menyebar cepat di sosmed tanpa ada pengecekan informasi yang jelas dari sumbernya.
"Coba lihat di sosmed, sudah sangat kebangetan. Jangan terpengaruh fitnah, hoax dan kabar bohong di social media," tegas Jokowi. [Abdus Somad]
Kontributor : Abdus Somad