Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto memperkirakan Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu baru bisa beroperasi kembali pada Sabtu pukul 10.00 WIB. Namun hanya pesawat Hercules yang bisa mendarat, karena landasan pacu tinggal sepanjang 2000 meter.
"Dari 2500 meter panjang landasan pacu, 500 meter rusak karena gempa," kata Wiranto dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (29/9/2018) dini hari.
Kondisi tersebut diperparah dengan alat navigasi yang rusak. Sehingga tidak memungkinkan bagi pesawat apapun untuk mendarat di Palu, Sulawesi Tengah.
Pada Sabtu dini hari ini, kata Wiranto, pasukan TNI dan SAR sedang membawa alat navigasi dari Makassar. Mereka diperkirakan tiba di Palu, pada Sabtu pagi ini pukul 07.00 WIB.
"Alat navigasi akan dibawa pada pagi ini. Jadi pukul 10.00 (WITA) sudah bisa didarati oleh pesawat Hercules," ujar dia. Dengan panjang 2000 meter, kata Wiranto, Bandara Palu sulit didarati pesawat jet berukuran besar seperti Boeing 747 dan sejenisnya. Namun, Wiranto masih menunggu hasil pemeriksaan yang lebih komprehensif pada Sabtu ini.
"Perlu pengecekan besok," ujarnya.
Keberadaan Bandara Sis Al Jufri menjadi sangat vital karena menjadi sarana konektivitas untuk menerima bala bantuan dari berbagai daerah Indonesia. Pemerintah pusat sudah menyiapkan pesawat Hercules dari TNI yang berisikan bantuan obat-obatan, tenda, makanan pokok, pakaian dan juga tenaga relawan untuk bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Saat ini, kata Wiranto, sambungan komunikasi ke lokasi bencana di Donggala dan Palu masih terputus. Pemerintah sedang menyiapkan telepon satelit untuk sementara waktu agar memudahkan proses koordinasi penanganan bencana. Oleh karena komunikasi yang masih terputus, kata Wiranto, pemerintah pusat belum bisa memastikan berapa warga yang menjadi korban dari gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
"Komunikasi masih terputus dari daerah. Seluler sedang berusaha kita pulihkan. Tapi kita siapkan satelit," ujar dia.