Anies Khawatir Giant Sea Wall Jadi Kobokan Raksasa

Jum'at, 28 September 2018 | 16:30 WIB
Anies Khawatir Giant Sea Wall Jadi Kobokan Raksasa
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menargetkan ranperda pulau reklamasi selesai secepatnya. (Suara.com/Chyntia Sami B)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku khawatir jika tanggul laut raksasa atau giant sea wall bakal menjadi kobokan raksasa. Pasalnya, air dari berbagai wilayah masuk ke dalam tanggul dan tak bisa mengalir ke manapun.

Anies mengatakan, keberadaan tanggul raksasa itu nantinya akan menampung air yang bisa saja menampung banyak polutan. Jika air itu terendap di giant sea wall dalam waktu yang lama, maka akan menyebabkan tanggul menyerupai seperti kobokan raksasa.

"Berbagai negara yang membangun tanggul seluas itu juga menjadi kobokan raksasa. Air tidak mengalir ke laut lepas tapi tertutup oleh tanggul raksasa dilepas pantai di situ letak masalah utamanya," kata Anies saat ditemui di Balai Kota Jakarta Pusat, Jumat (28/9/2018).

Anies menjelaskan, akan mengajak Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk mencari solusinya. Hal itu dilakukan guna mencegah mega proyek itu berakhir sama seperti negara lain menjadi kobokan raksasa.

Baca Juga: Studi : Banyak Teman Bikin Kita Lebih Sadar Soal Kesehatan

Bahkan, pihak Pemprov DKI Jakarta pun telah melakukan kajian dan review terkait pembangunan Giant Sea Wall itu. Nantinya, hasil kajian itu akan diberikan kepada Bappenas agar bisa diperhatikan lebih detail.

"Ada tim sudah punya kajian dan review. Kami akan berdiskusi dengan Bapennas dan menunjukkan hal-hal apa saja yang menjadi perhatian agar fenomena kobokan raksasa tak terulang," tutup Anies.

Untuk diketahui, Great Sea Wall adalah salah satu dari proyek Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (NCICD). Megaproyek tanggul raksasa ini memakan anggaran sebesar Rp560 triliun namun menuai kritikan pedas lantaran dianggap tak memenuhi pertimbangan lingkungan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI