Indonesia Ingin Tambah Pasukan Perdamaian PBB Jadi 4.000 di 2019

Jum'at, 28 September 2018 | 13:22 WIB
Indonesia Ingin Tambah Pasukan Perdamaian PBB Jadi 4.000 di 2019
Wakil Presiden Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (24/8/2018). [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan Indonesia siap menambah jumlah pasukan perdamaian di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Penambahan pasukan menjadi 4.000 prajurit hingga 2019.

Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pidato pada sesi debat umum Sidang Majelis Umum ke-73 PBB di Markas Besar PBB di Kota New York, Amerika Serikat, Kamis (27/9/2018) sore waktu setempat, menyampaiakn saat ini jumlah pasukan perdamaian Indonesai telah mencapai 3.500 prajurit.

"Kita tidak akan berhenti di sana. Kita siap berkontribusi 4.000 pasukan perdamaian hingga 2019, dengan meningkatkan proporsi pasukan perempuan," kata Wapres.

Wapres mengatakan, Indonesia percaya bahwa operasi pasukan perdamaian di bawah PBB harus terus dilanjutkan. Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga mengungkapkan terima kasih atas kepercayaan negara-negara PBB memilih Indonesia untuk mejabat sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020.

Baca Juga: Diserang Pemberontak, 15 Pasukan Perdamaian PBB Tewas di Kongo

Indonesia, menurut Wapres akan bekerja sebaik-baiknya dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia dan mengharapkan dukungan para pihak.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, saat ini pasukan perdamaian PBB perempuan jumlahnya masih sangat sedikit atau hanya 3 persen dari total pasukan.

Untuk Indonesia sendiri, setidaknya terdapat 111 perempuan yang menjadi pasukan perdamaian baik untuk sipil maupun militer. Keberadaan mereka akan ditingkatkan jumlahnya.

Menlu menyampaikan, pasukan perdamaian PBB perempuan menjadi kebutuhan dalam penangana konflik dan pascakonflik.

Karena banyak korban konflik merupakan anak dan perempuan yang lebih memiliki kepercayaan dan kenyamanan dengan perempuan, katanya. (Antara)

Baca Juga: Etnis Rohingya Ingin Dijaga Pasukan Perdamaian PBB

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI