Suara.com - Politikus Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir mengaku mendapat ancaman via WhatsApp yang dilakukan oleh Garda 08. Garda 08 diketahui salah satu sayap pendukung Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto. Inas pun sudah melaporkan dugaan ancaman itu ke Bareskrim Polri, Rabu (26/9/2018).
Mendengar hal itu, Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade mengaku tak tahu menahu perihal awal mula kejadian peneroran terhadap Inas yang terjadi di acara Deklarasi Kampanye Damai di Monas pada waktu lalu.
Meskipun begitu, Andre tak mempermasalahkan langkah Inas yang melaporkan kejadian itu serta teror melalui WhatsApp ke pihak berwajib.
"Ya proses hukum saja kalau memang ada yang salah dari kami silahkan diproses hukum," kata Andre kepada Suara.com, Kamis (27/9/2018).
Baca Juga: Google Street View Rilis Edisi Danau Toba, Ada Apa Sih di Sana?
Dalam kesempatan yang sama Andre pun tidak menjelaskan terkait klarifikasi dari pihak Gerindra. Dirinya menegaskan kepada Inas untuk memproses kasus itu.
"Nggak usah banyak teori, laporkan polisi biar diproses," kata dia.
Untuk diketahui, Inas mengklaim mendapat ancaman melalui WhatsApp yang dilakukan oleh salah satu pendukung Capres Prabowo Subianto. Ia menyebut asal organisasi si peneror adalah Garda 08.
Laporan Inas masuk ke Bareskrim Mabes Polri dengan Laporan LP/B/1195/IX/2018/BARESKRIM tanggal 26 September 2018.
Inas mengakui mendapatkan ancaman teror via WhatsApp sebanyak 22 kali. Tak hanya itu, berulang kali Inas mematikan telepon yang masuk ke WhatsApp miliknya.
Baca Juga: Gardu Tol Penjompongan Depan Gedung BPK Kebakaran
Inas mengatakan, dirinya merasa perlu melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Hal tersebut untuk mengungkap siapa dalang di balik teror tersebut.