Suara.com - Penasehat Ekonomi kubu Prabowo-Sandiaga, Kwik Kian Gie mengatakan pembangunan infrastruktur pada pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan melakukan hutang ke luar negeri terkesan dipaksakan. Padahal dirinya sangat memahami soal resiko pembuatan infrastruktur dengan cara berhutang ke luar negeri.
Kwik Kian Gie mengungkapkan dirinya sudah pernah menyampaikan sebelumnya bahwa untuk pembangunan infrastruktur itu membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Dirinya menilai pembangunan infrastruktur di era Jokowi asal dibuat.
"Yang sekarang dilakukan dan sudah berkali-kali saya katakan adalah infrastruktur itu asal dibangun. Sampai uangnya kurangpun tidak peduli. Utang keluar negeri," kata Kwik Kian Gie di Media Center Pemenangan Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Rabu (26/9/2018).
Kwik Kian Gie sangat memahami soal infrastruktur. Dirinya bercerita pernah bertugas menjadi Kepala Bappenas selama tiga tahun.
Baca Juga: Kwik Kian Gie Tidak Dukung Paslon Mana-mana, Tapi Pilih Jadi Ini
Soal infrastruktur menurutnya apabila dibangun terlalu dini, tidak akan relevan untuk jangka waktu yang lama. Sebaliknya, apabila dibangun terlambat, maka akan memacetkan segalanya.
Berbicara soal penggunaan dana hutang ke luar negeri seperti yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi saat ini, Kwik Kian Gie memaparkan akan mengakibatkan beberapa resiko, salah satunya naiknya permintaan dolar.
"Mengakibatkan permintaan dolar yang melonjak dan akan mengakibatkan turunnya nilai tukar rupiah, dan nyatanya tidak peduli," ujarnya.
Kepanikan pemerintah kata Kwik Kian Gie berimbas kepada masyarakat yang turut panik dengan kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar.
"Ketika benar baru kelabakan lalu menjalankan perpolitikan yang sifatnya panik. Oleh kerena panik, masyarakatnya ikut panik. Jadi uangnya nganggur rupiah pun dibelikan dollar, lebih parah lagi," pungkasnya.
Baca Juga: Jadi Pendukung Prabowo, Kwik Kian Gie Ikut FGD Tim Jokowi