Suara.com - Politikus Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir melaporkan ke Bareskrim Mabes Polri, Rabu (26/9/2018), terkait ancaman yang ditujukan kepada dirinya.
Inas mengklaim mendapat ancaman melalui WhatsApp yang dilakukan oleh salah satu pendukung Calon Presiden Prabowo Subianto. Ia menyebut asal organisasi si peneror adalah Garda 08.
Laporan Inas masuk ke Bareskrim Mabes Polri dengan Laporan LP/B/1195/IX/2018/BARESKRIM tanggal 26 September 2018.
Inas mengakui mendapatkan ancaman teror via WhatsApp sebanyak 22 kali. Tak hanya itu, berulang kali Inas mematikan telepon yang masuk ke WhatsApp miliknya.
Baca Juga: Bandingkan Gaya 2 Hot Mommy Carissa Putri dan Sharena Gunawan
Ia ke Bareskrim Polri membawa bukti bidik layar ponsel berisi percakapan dengan oknum yang melakukan teror terhadap dirinya.
"Orang itu meneror saya, 22 kali dia meneror. Tadi saya anggap biasa, tapi karena dia mengaku alumni Poso, saya jadi takut. Mas Mardani Ali saja dibom molotov, saya juga takut dilakukan hal yang sama," kata Inas di Kantor Bareskrim Mabes Polri, Gedung Mina Bahari II, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (26/9/2018).
Inas mengatakan, dirinya merasa perlu melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Hal tersebut untuk mengungkap siapa dalang di balik teror tersebut.
"Apakah dia dusuruh elite tertentu. Apakah dia diperintah orang lain atau tidak, kan harus jelas, ini sedang tahun politik. Karena itu, hari ini saya didampingi kawan-kawan saya, ada pengacara luar biasa Bang Ruhut Sitompul, datang bukan sebagai TKN. Tapi datang dalam bentuk solidaritas, sesama tim TKN," tutur Inas.
”Orang yang melakukan teror tersebut mengaku bernama A Gusparsyah. Ada kata-kata kasar yang disampaikannya,” tambahnya.
Baca Juga: Giroud Sarankan Gary Cahill Bertahan di Chelsea
Inas mengatakan, A Gusparsyah kali terkahir mengontak dirinya dua hari yang lalu. Kala itu, ia diajak berduel.
Walau membantah pelaporannya terkait TKN, Inas menyatakan tindakannya akan dilaporkan ketua tim pemenangan itu, Erick Thohir.
Pemberitahuan ke Erick dilakukan karena teror kali pertama dirasakan Inas ketika deklarasi kampanye damai berlangsung pada Minggu (23/9/2018), di Monas, Jakarta Pusat.
“Akan tindak lanjut bagaimana, apa gerak sendiri sebagai pribadi, atau TKN. Karena urusannya pribadi, tapi berkaitan saat deklarasi damai. Soal kencing jadi bikin ramai,” tandas Inas.