"Kenapa butuh pertanian? Sekalipun pendidikan kita hebat, tapi jika pangan tidak ada, maka negara dalam kondisi bahaya. Karena itu, pemerintah selalu berusaha meningkatkan ekonomi masyarakat," tambahnya.
Bupati Garut menyebut, Garut merupakan kabupaten terluas ketiga di Jawa Barat. Kendati demikian, Kabupaten Garut memiliki persoalan yang pelik, pemuda tidak ingin turun ke sawah atau menjadi petani, sehingga tenaga kerja sektor pertanian semakin minim.
"Program Kementan, melalui mekanisasi pertanian dan program gerakan pemuda tani diharapkan bisa menjawab permasalahan tersebut. Program keterlibatan pemuda tentu ikhtiar untuk meningkatkan kesejahteraan petani," jelasnya.
Lebih lanjut Rudi mengungkapkan, program dan bantuan Kementan telah memberikan hasil nyata terhadap pembanguan pertanian di Kabupaten Garut. Salah satunya mampu menghasilkan jagung hingga 700 ribu ton per tahun, atau senilai Rp 3 triliun.
Baca Juga: Pulihkan Ekonomi Lombok, Kementan Salurkan Sejumlah Bantuan
"Kami telah terima ratusan bantuan dari Kementan. Alat mesin pertanian, benih dan bantuan lainya. Dengan bantuan Kementan, kami berhasil menggerakan pemuda dan mengefisiensikan biaya usaha tani. Petani mendapat keuntungan yang cukup besar. Sebelum ada program dan bantuan Kementan, biaya yang dikeluarkan besar dan butuh waktu yang lama," ungkapnya.
Perlu diketahui, pemuda tani dalam 6 organisasi mahasiswa Islam tersebut merupakan petani muda binaan Kementan melalui Program Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita). Program yang diluncurkan pada 2016 ini, telah berhasil menggerakan 300 ribu petani muda yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain melakukan penanaman, Amran juga memberikan bantuan secara simbolis berupa benih dan alat mesin pertanian, yakni traktor roda empat sebanyak 17 unit, eskavator dan benih jagung, serta pupuk. Mentan juga memberikan bantuan 500 ekor ayam kepada pemuda tani.