Suara.com - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Muhammad Sirajuddin Syamsuddin atau biasa dikenal dengan nama Din Syamsuddin, menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (25/9/2018) sore.
Pertemuan ini terkait pengunduran diri Din Syamsuddin sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban.
"Pertama terkait dengan pengunduran diri saya sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban," ujar Din seusai pertemuan di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (25/9/2018).
Din menjelaskan, surat pengunduran dirinya sudah disampaikan kepada Kepala Negara sejak 21 September.
Baca Juga: Robby Purba: Aku Tahu Apa yang Bikin Roy Kiyoshi Happy
Ia mengakui senang Jokowi sudah menerima surat pengunduran dirinya, dan memberikan izin.
"Alhamdulillah dia sudah membaca, dan dapat memahami maksudnya, apalagi setelah saya sampaikan secara lisan tadi," katanya.
Din menjelaskan bahwa alasannya mundur adalah untuk kebaikan dan kemaslahatan. Terlebih tugasnya saat ini selalu berkaitan dengan kedudukan sebagai pemimpin organisasi keagamaan.
"Saya masih menjabat, mendapat amanah di Muhammadiyah secara struktural, walaupun ketua tingkat paling bawah, tingkat ranting," kata dia.
Menurut Din, Muhammadiyah memiliki keputusan tidak terlibat di politik kekuasaan, seperti mendukung atau tidak mendukung pasangan calon presiden atau wakil presiden secara formal.
Baca Juga: SBY WO saat Deklarasi, KPU: Masak Teriak 2 Periode Provokatif?
"Jadi kalau saya masih menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden yang sekarang jadi capres, itu berarti banyak yang memahaminya, saya hanya ada di sini, di satu pihak, di satu kubu," ujarnya.
"Itu akan menghalangi dan tidak memudahkan upaya saya untuk membangun kebersamaan dari masyarakat majemuk, di berbagai organisasi," kata Din Syamsuddin menambahkan.