Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menyerahkan sertifikat tanah untuk masyarakat. Sebanyak 7.000 sertifikat tanah diberikan untuk masyarakat di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor.
Mengawali sambutannya, Jokowi mengaku belum bisa berbahasa Sunda. Padahal, selama menjadi Kepala Negara empat tahun, dia sudah tinggal di Istana Bogor, Jawa Barat.
"Saya tinggal di Bogor 4 tahun, tapi bisanya sampurasun dan kumaha damang doang. Saya belajar terus tapi belum bisa," ujar Jokowi di lapangan luar Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/9/2018).
Jokowi menjelaskan, setiap melakukan kerja ke sejumlah daerah selalu mendapat keluhan dari masyarakat soal konflik tanah.
Baca Juga: Viral Komentar Lucu Netizen soal Ketua PSSI Edy Rahmayadi
Menurut Jokowi, hal ini terjadi karena dari 126 juta bidang tanah yang harus bersertifikat, baru ada 46 juta di tahun 2015.
"Dari 126 juta, baru 46 juta (disertifikat) berarti masih kurang 80 juta sertifikat tanah yang belum," ujar Jokowi.
"Setiap tahun saya cek. Kita ini hanya keluar itu 500 ribu sampai 800 ribu. Saya hitung berarti masih kurang 80 juta berarti masih nunggu bapak ibu 160 tahun. Mau enggak? 160 tahun nunggu sertifikat ini," lanjut Jokowi disambut warga dengan teriakan 'tidak'.
Dengan begitu, ia langsung memerintahkan pada menteri terkait untuk bekerja keras agar masyarakat dapat menerima sertifikat dengan mudah dan tidak melalui proses yang berbelit-belit.
"(Dulu masih ada) pungut sana sini betul?. Ya betul saya tahu. Saya pernah jadi rakyat, pernah ngurus sertifikat, saya perintahkan oleh karena itu kepada menteri saya titip, tahun 2017 harus keluar sertifikat 5 juta," kata Jokowi.
Baca Juga: Polisi Bantah Jokowi Diacungkan Jari Tengah saat Diterobos Wanita
Jokowi menerangkan, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan Djalil sempat menayakan cara untuk mencapai 5 juta sertifikat tanah.