Bos Pabrik Ekstasi Rumahan di Cibinong Dikenal Menutup Diri

Senin, 24 September 2018 | 22:23 WIB
Bos Pabrik Ekstasi Rumahan di Cibinong Dikenal Menutup Diri
Pabrik ekstasi rumahan di Cibinong. (Suara.com/Rambiga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemilik dan pembuat pil ektasi jenis baru berinisial AP (40) di Perumahan Sentra Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dikenal pribadi yang tertutup oleh warga sekitar.

AP tinggal sekitar satu tahun dengan keluarganya di perumahan tersebut. Sehari-hari, rumah AP pun tampak sepi. Tidak ada aktivitas yang memancing kecurigaan warga sekitar.

"Kita di sini semua baru, tapi setahu saya (AP) tertutup orangnya," kata salah satu tetangga AP, Hidayat (41) kepada Suara.com, Senin (24/9/2018).

"Dia tinggal sama keluarganya, ada tiga anaknya. Ya sepi, tidak (ramai-ramai) jadi biasa saja," ungkapnya.

Baca Juga: Sadis! Pil Ekstasi Produksi Rumahan Cibinong Bisa Merusak Otak

Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Paguyuban Warga Perumahan Sentra Pondok Rajeg, Ridwan (41) yang mengaku bahwa AP pribadi yang tertutup dan tidak pernah bersosialisasi dengan tetangganya.

"Sama, tertutup juga. Setiap ada kegiatan waga di sini dia tidak pernah ikut. Tapi kalau papasan kelihatannya baik," ujar Ridwan.

Ridwan menambahkan, tersangka AP sempat mengaku sebagai pekerja malam kepadanya sehingga jarang bersosialisasi. Namun, dirinya tidak mengetahui pasti pekerja malam yang dimaksud.

"Ngakunya sih pekerja malam, tapi enggak tahu apa. Cuma itu saja setahu saya," jelas Ridwan.

Seperti diketahui, AP merupakan satu dari tiga tersangka yang diamankan polisi dalam kasus pembuatan pil ekstasi jenis baru di Perumahan Sentra Pondok Rajeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Baca Juga: Gila! Rumah di Cibinong Jadi Pabrik Ekstasi, Sebutir Rp 150 Ribu

Pil ektasi buatan AP sangat berbahaya karena mengandung tiga efek yakni stimulan, depresan dan halusinogen. Dalam sehari, AP mempu membuat 500 butir pil ekstasi yang dijual Rp 150 ribu per butir.

Kontributor : Rambiga

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI