Suara.com - Akhir pekan kemarin (22/9/2018) di Beijing, ibu kota Cina telah ditandatangani nota kesepakatan sementara antara pemerintahan Tahta Suci Vatikan, dengan Negara Tirai Bambu. Tujuannya adalah soal penunjukan uskup di Beijing.
Dari pihak Negara Tirai Bambu, hadir Wang Chao, Wakil Menteri Luar Negeri Cina, sedangkan dari Vatikan diwakili oleh Antoine Camilleri. Keduanya telah membubuhkan tanda tangan masing-masing, dan sepakat bakal terus menjaga relasi serta peningkatan kerja sama secara bilateral, demikian seperti dikutip dari kantor berita Cina, Xinhua.
Penandatanganan ini disebut-sebut bertujuan mengakhiri kekhawatiran bakal terjadi pemisahan gereja Katolik di Asia setelah Uskup Agung Hongkong, Joseph Zen menjalani masa purna bakti, juga berbau politis. Namun Menteri Luar Negeri Vatikan, Pietro Parolin menyatakan hal tadi tidaklah berkaitan.
Ia menyebutkan bahwa adanya kesepakatan antara Tahta Suci Vatikan dengan Cina berada pada tataran internal gereja, termasuk penunjukan uskup. Sementara urusan diplomatik negara, termasuk pengakuan Taiwan sebagai negara berdaulat tidaklah berdampak.
Baca Juga: Tuding Kubu Jokowi Curi Start Kampanye, Tim Prabowo Protes KPU
Hal ini berdasarkan pemberitaan kantor berita Taiwan, CNA yang menyebutkan bahwa Tahta Suci Vatikan tetap mengakui Taipei sebagai ibu kota, sebagaimana relasi diplomatik yang terjalin selama ini.
Namun perlu dicatat, Tahta Suci Vatikan disebut-sebut sebagai mitra diplomatik Taiwan terakhir di Eropa. Sehingga putusan perjanjian sementara antara Cina dengan Tahta Suci Vatikan membuat negara yang dikenal sebagai Ilha de Formosa dalam bahasa Portugis itu merasa was-was. [Antara].