Mindo mengungkapkan, di bawah kendali Amran, sektor pertanian seolah menjadi investor lokal yang menyumbangkan keuntungan finansial sangat besar.
"Kalau secara kerja menjaga kecukupan dari komoditas pertanian, Amran sudah bekerja menjaganya dengan baik. Seharusnya ikut didorong oleh lintas sektor instansi lainnya agar semakin baik," ucap Mindo.
Soal andil produksi beras nasional, Mindo beranggapan, kerja Amran patut mendapat apresiasi. Hal Itu bisa ditelusuri melalui data Badan Pusat Statistik (BPS), yang menyebutkan penyebab inflasi per Juli 2018.
"Data itu kan menunjukkan kerja Kementerian Pertanian cukup bagus. Artinya, kebutuhan produksi beras cukup di tingkat konsumsi pasaran, sehingga memengaruhi harga yang tidak bergejolak dan naiknya nilai tukar petani sebagai indikator kesejahteraan," kata Mindo.
Baca Juga: Kementan Tegaskan Komitmennya untuk Sejahterakan Petani
Pada kesempatan lain, anggota Komisi IV DPR, Endang Srikarti Handayani, menyampaikan soal beras, yang mana Amran dan jajarannya disebutnya pasti memiliki data yang bisa dipertanggungjawabkan kepada publik.
"Nanti kan tinggal dipaparkan, apa ada sinkronisasi berdasarkan perhitungan BPS. Tapi yang patut diapresiasi bahwa, mentan sudah menunjukkan tecapainya peningkatan hasil produksi komoditas pertanian, apalagi sudah ada ekspornya," ujar Endang.
Selaras dengan rekannya di Komisi IV DPR, Michael Wattimena menuturkan, panen produksi padi bisa dikategorikan baik. Bahkan, Amran berani menjamin bahwa panen padi tetap aman di musim kemarau.
"Artinya, stok beras cukup aman kalau dilihat dari aspek panennya. Mentan punya data panen padi berapa banyak, dan data yang diterbitkan Kementan katanya luas tanam padi bertambah, itu bisa diperhitungkan waktu untuk kecukupan ketersediaan beras," ungkapnya.
Michel mengatakan, selama ini belum ada kinerja yang tidak wajar dari Amran terkait urusan produksi pertanian. Oleh sebab itu perlu dukungan, khususnya yang berhubungan dengan stok beras.
Baca Juga: Kementan Manfaatkan Teknologi Iradiator Gamma untuk Ekspor Buah
Terkait sektor pertanian, BPS mencatat ada pertumbuhan yang lebih baik untuk nilai tukar petani, sebesar 0,89 persen pada Agustus, dibandingkan Juli tahun ini. Nilai Tukar Petani (NTP) khusus tanaman pangan naik 1,28 persen pada Agustus 2018, dibangdikan Juli 2018.