Pengamat dan Komisi IV DPR: Hasil Kerja Mentan Patut Diapresiasi

Minggu, 23 September 2018 | 10:00 WIB
Pengamat dan Komisi IV DPR: Hasil Kerja Mentan Patut Diapresiasi
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. (Dok: Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Angota Komisi IV DPR, Inas Nasrullah Zubir, dinilai tidak paham dengan kondisi pangan di Tanah Air. Beberapa pernyataannya dianggap menyalahkan menteri pertanian, bila ada masalah terkait impor.

Seperti pernyataan terakhir, yang diungkapkan Jumat (21/9/2018), disebut,  mentan harus bertanggung jawab terkait gaduh impor. Hal ini dinilai tak relevan, mengingat masalah impor juga ada pada domain kementerian lain.

Pada pernyataannya itu, Inas menyatakan tidak percaya dengan data BPS yang dipakai Kementan sebagai dasar penetapan produksi tahunan.

Peneliti Pusat Studi Bencana, Institut Pertanian Bogor (IPB), sekaligus Koordinator Nasional Indonesia Food Watch, Pri Menix Dey, meragukan pernyataan Inas netral dalam masalah ini. Menurutnya, Inas seharusnya bertanya mengapa Kementrian Perdagangan berkeras mengeluarkan izin impor dan menanyakan amanat UU No 9 tahun 2006, mengenai Sistim Resi Gudang yang merupakan tanggung jawab Menteri Perdagangan, yang sampai sekarang belum ada.

Baca Juga: Kementan Tegaskan Komitmennya untuk Sejahterakan Petani

"Itulah yang harus dikritik dan pertanyakan oleh anggota dewan asal Hanura tersebut," ujar Menix.

Menurutnya, sebagian besar pengamat dan anggota dewan Komisi IV mengapresiasi kerja Menteri Pertanian,  Andi Amran Sulaiman dan keberhasilan program Kementan. Mentan dinilai telah menunjukkan kerja maksimal dalam menjaga stok ketersediaan pangan, dan produksi di sektor pertanian masih dianggap optimal.

Sebagai contoh mengenai anggaran, pengamat kebijakan publik Digipol Strategic Indonesia, Nur Fahmi BP, menilai, Kementan selama ini telah optimal dalam mengelola anggaran. Ia memberi contoh beberapa komoditas pertanian, mampu mewujudkan keberhasilan panen sehingga mendukung ekspor untuk menambah pendapatan negara.

Indikator lainnya bisa dievaluasi dari meningkatnya nilai tukar petani (NTP) sebagai bentuk kesejahteraan.

Pandangan di atas dikemukakan anggota Komisi IV DPR, Mindo Sianipar, Jumat (21/9/2018), yang juga menyampaikan, Amran menunjukkan hasil kerja sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui capaian produksi di beberapa subsektor pertanian yang baik.

Baca Juga: Kementan Manfaatkan Teknologi Iradiator Gamma untuk Ekspor Buah

"Kalau sektor pertanian masih positif, cukup bagus produksinya, bisa kontribusi yang maksimal buat sumber devisa negara," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI