Suara.com - Organisasi Bandar Udara Internasional (Airport Council International/ACI) memilih Bandara Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah, menjadi salah satu proyek percontohan untuk pengembangan bandara ramah lingkungan di dunia.
Direktur Pelayanan dan Pemasaran PT Angkasa Pura I Devi W Suradji di kantor ACI Asia Pacific, Hong Kong, Jumat (21/9/2018) waktu setmpat, mengatakan tim dari ACI telah meninjau Bandara Adi Soemarmo pada akhir Agustus 2018 untuk menjadikan bandara tersebut sebagai proyek percontohan program Airport Excellence (APEX) dari ACI.
ACI, organisasi terkemuka yang mengatur mengenai bandara di dunia, sebelumnya hanya memiliki standarisasi praktik terbaik melalui APEX untuk bidang keamanan dan keselamatan.
Pada 2018, ACI sedang menyusun APEX untuk program lingkungan dan memilih Bandara Adi Sumarno sebagai proyek percontohan pertama di Asia Pasifik, dan kedua di dunia selain bandara di Ekuador.
Baca Juga: Kereta Api Bandara Solo Mulai Beroperasi, Seperti Ini Ternyata
"Saat ACI datang ke Solo, kami selayaknya mendapatkan konsultasi. Apa yang belum kami terapkan dan apa yang sudah kami terapkan. Apa juga sudah 'advance' (lebih dulu) kami terapkan. ACI juga mendapat masukan dari pengembangan Bandara Adi Soemarmo," kata Devi.
Saat ini, kata Devi, AP I sedang menunggu hasil lengkap rekomendasi dari ACI untuk pengembangan bandara ramah lingkungan.
"Bandara di Solo sudah dievaluasi selama tujuh hari. Kita sedang menunggu rekomendasi dari mereka," imbuhnya.
Devi menuturkan upaya pengembangan bandara menjadi infrastruktur yang ramah lingkingan sedang menjadi topik utama industri penerbangan dunia.
Tidak mudah untuk menerapkan bandara yang ramah lingkungan. Salah satu hal yang paling mendasar adalah karena bahan bakar pesawat yang menggunakan avtur. Bahan bakar ini memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Baca Juga: Awal Mei 2018, Kereta Api Bandara Solo Mulai Beroperasi
Namun, pengembangan bandara menjadi lokasi yang ramah lingkungan harus terus dilakukan.
AP I yang mengelola 13 bandara di kawasan tengah dan timur Indonesia juga berencana mengembangkan prinsip ramah lingkungan dalam pembangunan dan pengembangan bandara.
Di dunia, berbagai otoritas sedang menyusun solusi untuk menangani dampak buruk kegiatan bandara pada lingkungan, seperti emisi karbon yang tinggi, polusi suara hingga sampah dan air.
"Bandara yang nampak bersih belum tentu ramah lingkungan, bandara yang nampak hijau juga belum tentu berkelanjutan (suistanable)," ujar Devi.
Kepala Bidang Teknik dan Industri ACI Asia Pasifik S.L Wong, dalam pertemuan dengan para jurnalis, menekankan mengenai pentingnya penyelenggaraan bandara yang mampu mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan.
Untuk menerapkan bandara ramah lingkungan, kata Wong, dapat diupayakan dengan pengurangan emisi karbon dengan memanfaatkan energi ramah lingkungan dan terbarukan, dan pengelolaan tumbuhan di sekitar bandara. [Antara]