Suara.com - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, melakukan kunjungan kerja ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Jawa Barat, Kamis (21/9/2018). Pada kunjungan ini, Amran menyerukan agar jajaran pegawai BBPP Lembang terus berinovasi untuk mengembangkan sarana berlatih dan menambah jumlah peserta pelatihan.
"Dengan demikian, BBPP Lembang tidak hanya menjadi yang terbaik di Indonesia, tapi juga menjadi yang terbaik di dunia," seru Amran, di hadapan pegawai BBPP Lembang.
Lebih lanjut, ia meminta semua elemen di BBPP dapat berperan sebagai agen perubahan yang bisa membawa kebaikan dan bermanfaat bagi masyarakat. Ia pun minta jajaran BBPP Lembang dapat terus mengembangkan kreativitas.
"Kita semua adalah agen perubahan. Karena itu, kita selalu berpikir dan berbuat yang baik, serta berpikir out of the box agar kreatifitas terus mengalir untuk kemajuan bangsa," tuturnya.
Baca Juga: Kementan Manfaatkan Teknologi Iradiator Gamma untuk Ekspor Buah
Pada kunjungan tersebut, Amran turut meninjau sarana praktik pelatihan kerja sama BBPP Lembang dan Taiwan Technical Mission berupa packing house dan screen house. Ia pun sempat meluangkan waktu untuk berdialog dengan petani peserta Diklat Teknis Agribisnis Sayuran dengan On-Site Training Model.
Pada akhir kunjungan, Amran meninjau coffee shop BBPP Lembang, yang digunakan sebagai sarana berlatih pemasaran kopi.
Ditemui usai menemani mentan, Kepala BBPP Lembang, Bandel Hartopo mengungkapkan bahwa setiap balai pelatihan pertanian yang berada di lingkup Kementan, saat ini harus mampu mengimplementasikan teknologi menjadi uang atau jasa. Seperti sarana praktikum di BBPP Lembang, saat ini sudah mengembangkan berbagai teknologi yang bisa meningkatkan produktivitas tanaman.
"Misalnya di sini, kami memiliki lahan seluas 7 x 8,5 m. Bila ditanam selada secara konvensional, hanya bisa menanam 600 batang. Namun dengan hidroponik dan vertikultur, mampu ditanam 2.400 batang. Ini menandakan peningkatan produktivitas hingga empat kali lipat. Harganya pun tiga kali lipat. Ini berarti dengan teknologi bisa menghasilkan uang 12 kali lipat," tutur Hartopo.
Konsep yang dikembangkan ini setidaknya berhasil meningkatkan kerja sama maupun kunjungan pihak luar ke BBPP Lembang. Pada 2016, kunjungan studi pada 2016 mencapai 2.118 orang.
Baca Juga: Belgian Blue Jadi Harapan Baru Swasembada Daging Sapi Nasional
Angka itu meningkat lebih dua kali lipat pada 2017, menjadi 4.749 orang. Hingga Agustus kemarin, tercatat kunjungan studi sudah mencapai 3.013 orang.
Selain kunjungan studi, kerja sama pelatihan dari pemerintah pusat, daerah, dan swasta, pada 2017 mencapai 4.666 orang, meningkat dua kali lipat dibanding 2016, yang hanya 2.285 orang.
"Data di atas menunjukkan, ketika balai mampu menunjukkan bagaimana mendapatkan uang atau jasa dengan penerapan teknologi secara efektif dan efisien, maka akan banyak mengundang orang datang ke Balai dengan sumber daya mereka sendiri. Dengan tren seperti ini, maka kita pun bisa menghemat anggaran pemerintah," tegas Hartopo.