Kemenpar Pukau Media Asing Saat Promosi Wisata di Bangkok

Kamis, 20 September 2018 | 12:00 WIB
Kemenpar Pukau Media Asing Saat Promosi Wisata di Bangkok
Media Briefing Incentive Travel & Convention, Meeting Asia (IT&CMA) 2018, di Bangkok Convention Centre, Thailand, 18 September 2018. (Dok: Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementarian Pariwisata (Kemenpar) membuktikan tajinya di promosi luar negeri. Hal itu terjadi setelah kementerian di bawah komando Arief Yahya itu sukses memukau media-media asing dengan paparan promosinya di sesi Media Briefing Incentive Travel & Convention, Meeting Asia (IT&CMA) 2018, di Bangkok Convention Centre, Thailand, 18 September 2018.

Pameran tersebut rencananya akan digelar dua hari sampai dengan 20 September 2018.

"Paparannya sangat informatif, singkat, dan padat. Kita akhirnya tahu bahwa Indonesia punya keunggulan lainnya selain Bali. Kita juga akhirnya tahu, betapa banyak budaya yang bisa menjadi daya tarik Indonesia untuk pariwisata ," ujar Zuzanna Adamson, media asal Eropa, MICE Central.

Pada kesempatan itu, tenaga ahli Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Profesor I Gede Pitana, menghadapi pertanyaan-pertanyaan para jurnalis. Lelaki yang biasa disapa Prof Pit itu tampil memukau dihadapan puluhan jurnalis yang hadir di pameran MICE terbesar di Thailand tersebut.

Baca Juga: Kemenpar: Juara Pariwisata, Indonesia Harus Belajar dari Thailand

Pitana didampingi Asisten Deputi Bidang Pemasaran I Regional I Kemenpar, Iyung Masruroh, di podium jumpa pers. Ia memberikan paparan, salah satunya menjelaskan 10 destinasi prioritas Kemenpar atau biasa disebut dengan 10 Bali Baru.

Kecantikan Indonesia juga dijelaskan oleh Kemenpar, contohnya seperti indahnya Candi Borobudur sebagai salah satu keajaiban dunia. Ia memaparkan indahnya Labuan Bajo, yang di dalamnya ada hewan yang langka dan tidak ada di belahan negara manapun, komodo.

Ada salah satu media bertanya, mengapa hanya Candi Borobudur yang dipromosikan? Pitana menjawab dengan lugas dan jelas, Borobudur hanya ikon, namun di sekitar Borobudur ada destinasi-destinasi yang layak juga dikunjungi, termasuk Candi Prambanan.

"Borobudur  adalah salah satu ikon, namun wisatawan bisa datang dan menikmati Yogyakarta, Solo dan Semarang, atau biasa disebut dengan Joglosemar," katanya.

Media Briefing Incentive Travel & Convention, Meeting Asia (IT&CMA) 2018, di Bangkok Convention Centre, Thailand, 18 September 2018. (Dok: Kemenpar)
Media Briefing Incentive Travel & Convention, Meeting Asia (IT&CMA) 2018, di Bangkok Convention Centre, Thailand, 18 September 2018. (Dok: Kemenpar)

Dalam jumpa pers dijelaskan, pemerintah Indonesia juga turut mendorong untuk kegiatan-kegiatan MICE di Indonesia. Yogyakarta merupakan salah satu kota yang pertumbuhan wisata MICE-nya sangat baik.

Baca Juga: Jual Wonderful Indonesia di Singapura, Kemenpar Raup Rp 180 M

"Kami akan ikut membantu dari proses bidding, dukungan atraksinya seperti tarian, bisa juga makan malam. Negara kami sudah sangat siap dengan wisata MICE, karena infrastuktur dan fasilitasnya sudah layak dan lengkap. Silakan datang ke Indonesia,"kata Prof Pit.

Menurut Iyung, Joglosemar juga masuk daerah yang di-branding dalam pemasaran pariwisata internasional oleh Kemenpar. Ketiga daerah terebut memiliki potensi di bidang budaya, belanja, dan kuliner, bahkan MICE untuk mendongkrak kunjungan wisman.

”Semoga para buyers yang hadir bisa menyiapkan paket MICE di Jogjakarta, termasuk Joglosemar. Kita semua tahu, salah satu alasan wisman ke Indonesia adalah melihat wisata alam, budaya dan karya manusia,” kata wanita berhijab itu.

Iyung memaparkan, wisata budaya menyumbang pasar terbesar, yaitu mencapai 60 persen. Wisata budaya masih terbagi menjadi warisan budaya dan sejarah sebesar 20 persen, belanja dan kuliner 45 persen, serta wisata kota dan desa sebesar 35 persen.

Berdasarkan data tersebut, Yogyakarta, Solo, dan Semarang, layak masuk daftar daerah yang di-branding dalam pemasaran pariwisata internasional.

Untuk branding pemasaran di mancanegara, ketiga kota tersebut bisa mengusulkan pilihan tematik keunggulan daerahnya masing-masing, seperti keris, batik, serta beragam kekayaan budaya maupun kulinernya.

”Bandara Adisucipto dan Ahmad Yani, yang masuk great Yogyakarta memiliki kontribusi besar sebagai pintu masuk utama wisman. Bisa dikunjungi setelah dari Bali atau sesudah dari Semarang dan Jogja. Sangat cocok untuk wisatawan MICE maupun leisure,” kata Iyung.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya juga meminta agar mengaktifkan connection Joglosemar, di mana masing-masing bandaranya sudah berstatus internasional.

“Jadi kelak orang mau ke Joglosemar bisa via Adi Sucipto Jogja, Adi Sumarmo Solo dan Ahmad Yani Semarang, lalu dikoneksi melalui overland, jalur darat, akses, amenitas dan atraksi harus terus ditingkatkan. Saya harap, pameran ini menghasilkan banyak kontrak bisnis antara sellers Indonesia dengan buyers se-Asia Pasifik dan wisatawan datang ke Tanah Air kita," ujar menteri asli Banyuwangi itu.(*)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI