Belgian Blue Jadi Harapan Baru Swasembada Daging Sapi Nasional

Kamis, 20 September 2018 | 08:38 WIB
Belgian Blue Jadi Harapan Baru Swasembada Daging Sapi Nasional
Sapi Belgian Blue yang dikembangkan Kementan. (Dok: Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dengan komposisi darah 100 persen Belgian Blue, metode ini menghasilkan jenis Belgian Blue murni.  Kemudian sapi yang merupakan hasil persilangan dengan sapi eksotik/lokal dengan semen beku memiliki komposisi darah 50 persen Belgian Blue disebut sapi persilangan.

Sapi Belgian Blue yang dikembangkan Kementan. (Dok: Kementan)
Sapi Belgian Blue yang dikembangkan Kementan. (Dok: Kementan)

"Cara lain terus dikembangkan, seperti mengawinkan kembali sapi Belgian Blue 50 persen ini dengan menggunakan semen beku Belgian Blue untuk menghasilkan sapi Belgian Blue dengan komposisi darah 75 persen. Lalu dilakukan kawin suntik lagi dengan semen beku Belgian Blue untuk menghasilkan pedet komposisi darah Belgian Blue 87,5 persen, demikian seterusnya," beber Oloan.

Ia menambahkan, sapi-sapi keturunan Belgian Blue yang telah mencapai dewasa mulai dicoba untuk produksi semen dan produksi embrionya. Untuk pengembangannya ke seluruh Indonesia, bibit Belgian Blue ini akan disebar ke masyarakat peternak setelah mendapat rekomendasi dari komisi bibit.

"Sapi jantan hasil transfer embrio akan digunakan sebagai pejantan untuk diambil semennya, sedangkan sapi betina akan digunakan sebagai sapi donor (pemberi embrio) untuk diproduksi embrionya," ungkap Oloan.

Saat ini, BET Cipelang merupakan satu-satunya UPT Ditjen PKH Kementan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana untuk produksi embrio dan telah dilakukan uji coba untuk memproduksi embrio sapi-sapi donor, baik dari sapi lokal maupun eksotik dengan semen beku Belgian Blue.

Uji coba produksi embrio dengan semen beku Belgian Blue dilakukan pada sapi donor Simmental, Limousin, Angus, Madura, Bali, PO dan Aceh.

"Saat ini, BET Cipelang telah mampu menghasilkan embrio sapi persilangan (Belgian Blue 50 persen dan 75 persen) sebanyak 27 embrio. Embrio dihasilkan sesuai dengan SNI embrio, dan mengacu pada standar IETS (International Embryo Transfer Society). Sementara untuk embrio dengan komposisi darah 75 persen akan dicoba transfer pada sapi resipien (penerima embrio) untuk memastikan kelahiran anaknya, apakah dapat lahir secara normal ataukah harus melalui operasi caesar," ujarnya.

Oloan mengatakan, jika anak keturunan BB dengan komposisi darah 75 persen dapat lahir secara normal, maka dimungkinkan sapi dengan komposisi darah Belgian Blue 75 persen dapat dikembangkan lebih banyak lagi di masyarakat. Selain itu, sapi resipien yang melahirkan pedet Belgian Blue melalui operasi caesar dapat dibuntingkan kembali, setelah kondisi reproduksinya normal.

Demikian juga dengan sapi donor yang melahirkan pedet BB, juga dapat diproduksi embrionya kembali.

"Dengan demikian, populasi sapi keturunan Belgian Blue di Indonesia akan semakin banyak dan pemenuhan kebutuhan protein akan dapat menjadi kenyataan dalam waktu yang tidak lama lagi. Target seribu sapi Belgian Blue di 2019 terus diupayakan," ujar Oloan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI