Demokrat Pajang Bos Asia Sentinel Berfoto dengan Moeldoko

Selasa, 18 September 2018 | 12:24 WIB
Demokrat Pajang Bos Asia Sentinel Berfoto dengan Moeldoko
Foto Moeldoko berfoto dengan Co-Founder Asia Sentinel, Lin Neumann. (Twitter @RachlanNashidik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Rachland Nashidik memajang sebuah foto di akun Twitternya, @RachlanNashidik yang berisi Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko berfoto dengan Co-Founder Asia Sentinel, Lin Neumann. Asian Sentinel merupakan media berbasis di Hong Kong yang mengeluarkan laporan skandal cuci uang Rp 177 triliun Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY selama 10 tahun menjadi presiden.

Dalam kicauannya, Rachland Nashidik mengatakan Lin Neumann dalam foto itu berkacamata dan baris ketiga di belakang Moeldoko.

"Lin Neumann -- berkacamata, ketiga di belakang -- adalah Co-Founder Asia Sentinel, Blog berbasis di Hongkong yang menyebar kabar bohong tentang SBY dan Partai Demokrat. Di foto ini Tuan Neumann berfoto dengan @GeneralMoeldoko," kicau Rachland Nashidik, Selasa (18/9/2018).

"Apakah Istana terlibat dalam fitnah pada SBY?" lanjut Rachland Nashidik.

Baca Juga: Pemberitaan Asia Sentinel, Demokrat Ajak Dewan Pers ke Hong Kong

Partai Demokrat melaporkan salah satu media asing, yakni Asia Sentinel atas pemberitaan yang menyebut Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY melakukan pencucian uang sekitar 177 triliun Rupiah selama 10 tahun berkuasa, ke Dewan Pers.

Demokrat artikel yang ditulis oleh John Berthelsen tidak benar. Menurutnya, media asing bukan menjadi jaminan dalam melakukan pemberitaan yang kredibel.

Untuk diketahui, sebuah media daring internasional, Asia Sentinel, mengunggah artikel berjudul ”Indonesia’s SBY Government: Vast Criminal Conspiracy” (Pemerintahan SBY: Konspirasi Kriminal Terbesar), Senin (11/9/2018).

Dalam artikel yang ditulis pendiri Asia Sentinel John Berthelsen tersebut, termuat cuplikan hasil investigasi kasus di balik Bank Century hingga menjadi Bank Mutiara, yang akhirnya jatuh ke tangan J Trust.

Nama SBY pun tercantum dalam artikel itu sebagai salah satu dari 30 pejabat negara yang diduga terlibat konspirasi pencurian uang negara hingga 12 miliar Amerika Serikat atau setara Rp 177 triliun dan melakukan praktik pencucian uang di sejumlah bank internasional.

Baca Juga: Pencabutan Berita "Demokrat Laporkan Isu SBY Cuci Uang..."

Catatan Redaksi: Asia Sentinel telah menghapus artikel yang dimaksud dalam pemberitaan ini pada hari Rabu, 19 September 2018. Mereka juga menerbitkan artikel permintaan maaf kepada SBY dan Partai Demokrat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI