Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka Musyawarah Nasional ke-1 Persatuan Umat Budha Indonesia (Permabudhi) Tahun 2018. Acara Munas ke-1 Permabudhi berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/9/2018).
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi lagi-lagi mengingatkan kalau Indonesia merupakan negara besar yang memiliki 263 juta penduduk. Mereka tersebar di 17 ribu pulau, 514 kabupaten/kota, dan 34 provinsi.
"Saya ingatkan pada kita semua, kita ini diberikan anugerah pada tuhan keberagaman, kemajemukan, warna warni, bermacam-macam, beda suku, agama, adat tradisi," kata Jokowi.
Meski demikian, Jokowi menilai banyak masyarakat yang lupa dengan keanekaragaman Indonesia. Untuk itu, Kepala Negara mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga persatuan.
Baca Juga: Bakar Pocong Jokowi saat Demo, Mahasiswa Dilaporkan ke Polisi
"Karena aset terbesar bangsa ini adalah kesatuan, kerukunan dan persaudaraan," jelas Jokowi.
Jokowi kemudian tidak ingin masyarakat Indonesia menjadi terbelah karena pesta demokrasi yang diadakan setiap lima tahun sekali. Contohnya pada pemilihan bupati, wali kota, gubernur, hingga pemilihan presiden.
"Silakan beda pilihan nggak apa-apa. Jangan sampai nggak saling sapa antara tetangga, kampung. Ini terjadi, padahal Pilpres sudah rampung tahun 2014 ada yang dibawa-bawa sampai sekarang," kata dia.
Lebih jauh Jokowi mengatakan, kalau masyarakat Indonesia bersatu akan menghasilkan kebaikan. Contohnya saat menjadi tuan rumah Asian Games ke-18. Di mana Indonesia berhasil finis pada urutan ke-4 dengan memperoleh 34 medali emas.
"Kalau kita bersatu kekuatan kita muncul, coba liat Asian Games, yang (atlet) badminton nggak mikir agamanya, yang pencak silat dari suku apa nggak mikir, panjat tebing dari pulau mana nggak mikir. Kita bersatu, kita ini Indonesia," katanya.
Baca Juga: Kwik Kian Gie Curhat Jokowi dan Megawati Tak Pedulikan Nasihatnya
Dalam acara ini, Kepala Negara didampingi Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri, dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.