Suara.com - Topan Mangkhut memporakporandakan Filipina pada Sabtu lalu (15/9/2018). Dikenal dalam bahasa setempat sebagai Topan Ompong, kawasan terparah akibat bencana alam ini adalah utara Pulau Luzon, seperti Provinsi Cagayan, Ilocos Norte, Ilocos Sur, Benguet, La Union, sampai Metro Manila.
Topan Ompong adalah badai ke-15 yang menerjang Filipina sepanjang tahun ini, dan dinas klimatologi, geofisika serta astronomi Filipina, PAGASA menyebutkan, perkiraan anomali cuaca sepanjang 2018 bakal menciptakan sekitar 19 topan.
Dengan kondisi bentukan cuaca berupa angin kencang serta curah hujan lebat yang mengakibatkan banjir, tanah longsor, sampai merenggut nyawa manusia.
Sampai saat ini, sebanyak tujuh provinsi dan kota besar dinyatakan Dewan Penanganan dan Pengurangan Resiko Bencana Nasional Filipina sebagai kawasan terdampak bencana, dengan kondisi terparah antara lain dialami kota Itogon di Provinsi Benguet, serta Tuguegarao di Provinsi Cagayan.
Baca Juga: 300 Ribu Aparat TNI-Polri Bersiap Amankan Pemilu 2019
Sampai saat ini, tercatat hampir 220.000 warga masih dilayani di dalam maupun di luar pusat pengungsian yang disediakan oleh pemerintah lokal, dengan angka korban jiwa mencapai 65 orang.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Antonio Guterres pada Senin (17/9/2018) di markas PBB, New York, Amerika Serikat menyampaikan duka cita akan jatuhnya korban Topan Mangkhut serta segala kerusakan yang ditimbulkan dalam bencana alam itu. Demikian dilaporkan kantor berita Xinhua yang dipantau Antara, Selasa (18/9/2018).
Lewat juru bicara PBB, Stephane Dujarric, Sekretaris Jenderal PBB memuji kesiapan pemimpin Filipina dalam situasi tanggap darurat. Serta menambahkan bahwa pihaknya akan meningkatkan pemberian bantuan selaras permintaan yang diajukan. [Antara].