Suara.com - Ketua DPP PKB Lukman Edy menilai Ijtimak Ulama jilid II yang digelar pada Minggu (16/9) akhir pekan lalu, tidak merepresentasikan pemuka agama Islam se-Indonesia.
Lukman mengatakan, para ulama yang tergabung dalam Ijtimak Ulama II merupakan pemuka agama partisan yang arah politiknya sudah jelas, yakni mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebagai Capres dan Cawapres.
"Dari awal sikap politiknya sudah jelas. Jadi bagi kami tidak aneh," kata Lukman di Media Center Komisi Pemilihan Umum, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018).
Lukman juga melayangkan kritik Ijtimak Ulama Jilid II yang masih membicarakan adanya kriminalisasi ulama oleh negara. Menurutnya, perlu ada pembuktian lebih lanjut untuk dapat membuktikan kebenaran klaim tersebut.
Baca Juga: Alasan Polisi Tak Izinkan Richard Muljadi Direhab di RSKO
"Mana ulama yang merasa di kriminalisasi? Apalagi dikriminalisasi oleh rezim. Oleh Pak Jokowi misalnya. Mana?" jelasnya.
Lukman menilai, para ulama yang berkumpul di Ijtima Ulama jilid II harus memahami kekuasaan dalam konteks eksekutif, yudikatif, dan legislatif.
"Kecuali ada ulama-ulama yang ditangkap kemudian tidak mengalami proses peradilan dan langsung masuk penjara, maka itu baru namanya kriminalisasi,” tuturnya.