"Ini kegiatan yang pertama yang pernah dilakukan Indonesia. Bali Istimewa, karena kalau belum lewat Bali, maka ada yang kurang. Pawai obor di Bali ini sudah melewati Last Paradise of The World, seperti tulisan yang ada di Bandara," ungkapnya.
Pelaksanaan Torch Relay Asian Para Games 2018 di Bali terasa sangat spesial, karena peraih medali pertama Indonesia di ajang Paralympic Brazil 2016 adalah warga Bali, yaitu Ni Nengah Widiasih. Ia merupakan atlet angkat beban yang meraih perunggu.
Dengan alasan itu, Raja Sapta menilai, Torch Relay Asian Para Games 2018 tidak sah dibawa berkeliling Indonesia tanpa melewati Bali.
"Saya pastikan, di sini adalah pawai obor yang paling meriah," ujarnya.
Baca Juga: Asian Para Games 2018, PUPR: Semoga Para Atlet Nyaman
Di Pulau Dewata, pawai dimulai dari rumah jabatan gubernur Bali, Jayasabha, kemudian dibawa melalui Jalan Imam Bonjol, Jalan Gajah Mada, Sanur, dan dilepas di Monumen Bajra Sandhi.
Dari Monumen Bajra Sandhi di Renon, kirab obor melewati ikon Bali patung Garuda Wisnu Kencana di Nusa Dua, dan berakhir di lapangan Renon.
Gubernur Bali, Wayan Koster, dalam sambutannya mengatakan, Bali sangat bangga karena bisa menjadi titik pawai obor Asian Para Games 2018. Ia yakin, sejarah besar ini tak akan terulang dalam waktu yang dekat, sehingga, masyarakat Bali patut bersyukur sudah menjadi bagian dari penyelenggaraan Asian Para Games yang ketiga ini.
"Pawai obor Asian Para Games tahun ini adalah suatu kehormatan bagi kami dan masyarakat Bali pada khususnya. Mudah-mudahan ini bisa membawa semangat, dan masyarakat Bali menyatakan mendukung keberhasilan penyelenggaraan Asian Para Games bagi Indonesia," katanya.
Sementara itu, Mensos menyatakan, ia merasa beruntung bisa membawa obor Asian Para Games. Event sekelas Asian Para Games harus menjadi legacy bagi bangsa Indonesia.
Baca Juga: Presiden: Asian Para Games 2018 harus Ramah Disabilitas
Dia yakin, dengan dukungan total pemerintah dan doa dari masyarakat Indonesia, khususnya Bali, ajang ini akan menuai sukses.