Ahed Tamimi, Ikon Palestina Hadiri Acara Partai Komunis Prancis

Reza Gunadha Suara.Com
Minggu, 16 September 2018 | 23:50 WIB
Ahed Tamimi, Ikon Palestina Hadiri Acara Partai Komunis Prancis
Ahed Tamimi [Middle East Monitor]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ahed Tamimi, gadis yang kekinian menjadi ikon perlawanan rakyat Palestina terhadap penjajahan Israel, melakoni perjalanan ke Prancis.

Ia sebenarnya dilarang bepergian keluar negeri oleh Israel. Namun, ia nekat ke Prancis sejak Jumat (14/9), untuk memenuhi undangan Partai Komunis Prancis dan media massa komunis berpengaruh L'Humanité.

Partai Komunis Prancis dan L'Humanité mengundang Ahed Tamimi yang baru terbebas dari penjara untuk berpidato menggalang dukungan untuk Palestina dan memboikot Israel.

“Aku diundang oleh PKF dan L'Humanité untuk berbicara di organisasi solidaritas rakyat Prancis untuk Palestina. Ini penting untuk perjuangan, sehingga aku datang,” kata Ahed Tamimi seperti diberitakan laman Huffington Post edisi Prancis, Sabtu (15/9).

Baca Juga: Tiga Bocah Disekap dan Dianiaya Ibu Angkat, Penuh Sundutan Rokok

Gadis berusia 17 tahun dari desa Nabi Saleh di Tepi Barat yang diduduki Israel itu, sempat dipenjara selama 8 bulan karena menampar dua serdadu zionis yang melecehkan keluarganya di halaman rumah.

Aksi Ahed Tamimi menampar tentara Israel pada Desember 2017 tersebut terekam video dan viral di media-media sosial.

Alhasil, ketika Israel menahan dan menyidangkan Ahed Tamimi, gadis tersebut mendapat simpati dari dunia internasional.

Ahed dan ibunya Nariman, dipenjarakan di Israel sejak Desember 2017. Mereka akhirnya bebas pada akhir Juli lalu.

Dalam acara yang digalang PKF, Ahed Tamimi mendapat sambutan hangat dari rakyat Prancis. Dalam acara tersebut, ia mengungkapkan pengalamannya dalam melawan Israel serta kehidupannya di balik penjara.

Baca Juga: Pecah Telur, Ronaldo Borong 2 Gol Juventus ke Gawang Sassuolo

“Aku tak pernah menyesali apa pun, termasuk dipenjara. Karena hal itu adalah konsekuensi perjuangan pembebasan,” tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI