"Kakek selalu mengingatkan kami agar menjalankan perintah agama dan rajin membaca Alquran," kata Rian.
Sementara itu, Muhammad Sadri Arsyad sepertinya sudah mendapat firasat akan kepergiannya. Sebelum salat, almarhum berwasiat jika dia meninggal saat salat maupun sesudah salat, jenazahnya langsung diurus di masjid, tanpa dibawa pulang lagi ke rumah.
Wasiat itu pun dilaksanakan. Usai salat ashar, ratusan jamaah Masjid Jami Sampit mensalatkan jenazah Muhammad Sadri Arsyad, diimami Ketua Majelis Ulama Indonesia Kotawaringin Timur KH Amrullah Hadi.
Setelah itu jenazah tidak langsung dibawa ke pemakaman karena ratusan jamaah di dua masjid lainnya sudah menunggu untuk juga mensalatkan jenazah sang imam masjid.
Baca Juga: Polisi Dalami Kasus Dugaan Dokter Cabul di Lampung
Wakil Bupati HM Taufiq Mukri yang turut mensalatkan dan memakamkan jenazah, mengaku turut berduka atas kepergian ulama tersebut.
"Kita doakan semoga almarhum diampuni dosanya dan mendapat tempat mulia, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," kata Taufiq.
Ratusan jamaah ikut mengantarkan kepergian almarhum Muhammad Sadri Arsyad ke pemakaman di Jalan Iskandar 29 Sampit. Masyarakat mendoakan semua kebaikan untuk sang imam masjid, apalagi almarhum meninggal dalam kegiatan dan tempat ibadah yakni menjadi imam salat Jumat.