Suara.com - Agustinus Woro, lelaki asal Nusa Tenggara Timur (NTT) nekat memanjat papan reklame setinggi 25 meter di simpang Pasar Rebo, Jakarta Timur sejak Rabu (12/9/2018) dini hari sampai Kamis (13/9) sore.
Ia mengakui melakukan aksi nekat tersebut bukan untuk mencari sensasi, melainkan bentuk protes atas ketidakadilan.
Agustinus Woro akhirnya mau turun dari papan reklame tersebut setelah dibujuk mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang kekinian menjadi Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI) Jimly Asshiddiqie. Agustinus memang meminta Jimly atau Mahfud MD datang.
Jimly menuturkan, aksi Agusinus adalah murni mencari keadilan. Kepada Jimly, Agustinus menuturkan keponakannya meninggal tanpa alasan jelas dan disebutnya melibatkan oknum aparat di daerah.
Baca Juga: Ingin Jadi Pemain Bola, Mane Pernah Tak Direstui Orangtua
"Sampai sekarang, penyebab meninggalnya sang keponakan tak jelas. Apakah meninggal atau dibunuh. Dia sudah lapor ke mana-mana, ke polisi sudah, ke TNI sudah. Karena ini melibatkan juga tentara di daerah. Terkahir juga sudah ke Komnas HAM, tapi tidak ada kunjung penyelesaian. Ini ekspresi dari kekesalannya," kata Jimly di Simpang Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (13/9/2019).
Ia menegaskan, semua pihak tidak boleh membiarkan warga negara melakukan aksi nekat lantaran tidak mendapat keadilan. Apalagi aksinya berujung pada upaya tindak bunuh diri.
"Kita tidak boleh membiarkan ada warga negara, seorang pun yang gelap mata karena tak mendapatkan keadilan lalu dia melakukan upaya seperti mau bunuh diri," jelasnya.
Jimly juga mengimbau kepada segenap pihak agar aksi nekat Agustinus tidak dijadikan contoh. Ketua ICMI tersebut juga menghimbau kepada para pejabat untuk melayani orang yang ingin mencari keadilan.
"Jangan biarkan ada orang seperti Pak Agustinus," tutur Jimly.
Baca Juga: Takut Gagal Lagi, Nassar Belum Mau Menikah