Setiap hari, Nursaka harus melewati PLBN Malaysia – RI sebelum pukul 06.00 WIB. Dari rumahnya, ia menggunakan ojek untuk sampai ke pintu perbatasan Tebedu Malaysia.
Selanjutnya, Nursaka harus berjalan kaki dari pintu perbatasan Tebedu Malaysia ke PLBN Entikong wilayah Indonesia.
“Saya kalau berangkat ke sekolah memakai ojek. Pulangnya pakai mobil, menumpang warga yang mau ke Malaysia,” tuturnya.
Ia mengakui, sudah sering mendapat tawaran untuk berpindah ke sekolah Malaysia. Namun, Nursaka berkukuh ingin tetap bersekolah di wilayah Indonesia.
Baca Juga: Keluar Gedung KPK, Mahfud MD: Hanya Diskusi Soal Korupsi
“Saya anak Indonesia. Saya bangga menjadi anak Indonesia. Karena itulah, saya tetap bersekolah di SDN 3 Sontas,” tegasnya.
Nursaka mengakui bercita-cita menjadi dokter. Tapi untuk kekinian, ia hanya bercita-cita memiliki sepeda sendiri untuk dipakai ke sekolah.
Namun, Nursaka menuturkan orang tuanya yang berpenghasilan rendah sebagai buruh serabutan di Malaysia belum bisa memenuhi keinginannya itu.
Karenanya, Nursaka berharap Presiden RI Jokowi mau datang atau mengirimkan sepeda untuknya. Sebab, ia tahu, sang presiden sering membagi-bagikan sepeda dalam kuis dadakan saat berpidato.
"Kalau bisa, saya ingin sekali bertemu Pak Presiden, mau minta sepeda ke Pak Jokowi.”
Baca Juga: Penangkapan Ozzy Albar Tak Ada Kaitannya dengan Fachri Albar