Suara.com - Partai Gerindra berpotensi keluar sebagai juara dua atau runner up dalam Pemilu 2019. Gerindra akan kalah dari PDI Perjuangan.
Hal tersebut berdasarkan survey Lingkar Survey Indonesia (LSI) Denny JA dalam rilis bertajuk 'Berubahnya Dukungan Partai Politik Menjelang 2019'.
Tim Riset LSI Denny JA, Adjie Alfaraby menjelaskan dalam empat kali pemilu di era reformasi, posisi runner up tidak pernah diperoleh oleh partai diluar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golkar.
Dirinya juga menyebut Golkar berhasil merebut juara kedua sebanyak tiga kali, yakni pada pemilu 1999, 2009, dan 2014. Sementara PDIP pada tahun 2004 keluar sebagai runner up.
Baca Juga: Nasdem Tolak Anggaran Sosialisasi Pemilu Rp 11 Miliar di Jakarta
"Kini elektabilitas Gerindra sebesar 13.1 persen, diatas elektabilitas Partai Golkar. Dan elektabilitasnya masih di bawah PDIP," kata Adjie di Kantor LSI Denny JA, Jalan Pemuda Nomor 70, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (12/9/2018).
Adjie menambahkan jika Golkar terancam tidak masuk dua besar pemenang pemilu untuk pertama kalinya. Dirinya menjelaskan jika elektabilitas Golkar hanya sebesar 11.3 persen dan berada di peringkat tiga survey dukungan partai.
"Posisi elektabilitas Golkar dibawah Gerindra dan jauh dibawah PDIP yang jarak elektabilitasnya dengan Golkar diatas dua digit," jelasnya.
Adjie menyebut saat ini posisi Golkar menjadi yang terburuk dalam sejarah pemilu Partai Golkar di era reformasi. Diketahui, Golkar selalu menempati pososi dua besar di Pemilu.
"Golkar selalu masuk dalam dua besar pemenang pemilu atau juara dan runner up," tandas Adjie.
Baca Juga: Polemik Caleg eks Koruptor Takut Ganggu Tahapan Pemilu 2019
Survey LSI Denny JA menunjukan bahwa elektabilitas PDIP sebesar 24.8 persen, disusul Gerindra sebesar 13.1 persen, Golkar 11.3 persen, Demokrat 5.2 persen, PKS 3.9 persen, PPP 3.2 persen, Nasdem 2.2 persen, Perindo 1.7 persen, PAN 1.4 persen, dan partai lainnya semunya dibawah 1 persen.