Dalam kasus yang saat ini diajukan oleh unit-unit Weston di Port-Louis, pihak berwenang Indonesia bersikeras bahwa pengadilan-pengadilan Mauritian tidak memiliki yurisdiksi atas masalah ini.
Weston telah mengajukan keberatan yang menyatakan bahwa Mahkamah Agung Mauritian memiliki wewenang dan Pengadilan Tinggi Singapura dikatakan mendekati putusan hukum.
Agen-agen Amerika Serikat Ikut Menyelidiki
Para terduga konspirator mungkin menghadapi masalah yang lebih besar dari Departemen Keuangan dan Kehakiman Amerika Serikat (AS), karena laporan pencucian dana melalui sistem transfer elektronik SWIFT dolar AS di mana hampir semua transaksi keuangan melalui sistem tersebut.
Departemen Keuangan telah memulai kampanye luas melawan pencucian uang di seluruh dunia yang dipimpin oleh Marshall Billingslea, Asisten Sekretaris untuk Pembiayaan Teroris dan Kejahatan Keuangan dalam upaya untuk menghentikan aliran miliaran dolar yang dicuci melalui sistem keuangan tersebut setiap hari.
Sumber-sumber mengatakan bahwa para pejabat AS sekarang mulai menyelidiki transaksi Indonesia, terutama yang melewati Standard Chartered Bank (Singapura), Wells Fargo (NY), United Overseas Bank (Singapura), dan cabang Siprus FBME bank Tanzania terkenal yang ditutup oleh Financial Crimes Enforcement Network, atau FinCEN, unit Departemen Keuangan pada tahun 2014.
Para penyelidik AS untuk Departemen Kehakiman-lah, yang memainkan peran dominan dalam menyusun bukti terhadap Perdana Menteri Najib Razak dari Malaysia dan para pelaku lainnya dalam penjarahan yang didukung negara 1 Malaysia Development Bhd. Seperti urusan 1MDB, sejumlah besar uang Bank Century diyakini telah diinvestasikan dalam usaha real estate California.
Bahkan, kesaksian 488 halaman dalam laporan bukti yang tersedia untuk Asia Sentinel tersebut, menjabarkan penipuan berkali-kali lebih besar daripada yang pernah dijelaskan sebelumnya. Menurut laporan itu, masalah itu mengingatkan kembali pada terbentuknya Bank Century pada tahun 2004.
Bank itu diduga telah menjadi gudang ratusan juta dolar yang dikendalikan oleh SBY. SBY berkuasa di platform reformasi dan dianggap sebagai kepala eksekutif yang jauh lebih mampu daripada para pendahulunya.
Sebuah “kelompok kolektif utama yang terdiri dari 30 pejabat pemerintah Republik Indonesia” bekerja sama selama lebih dari 15 tahun “dalam upaya untuk mencuri, mencuci, dan menyembunyikan lebih dari 6 miliar dolar AS kejahatan di bawah perintah Presiden Indonesia sebelumnya, dan mantan Gubernur Bank Indonesia dan Wakil Presiden Indonesia Boediono,” kata laporan itu.