Identifikasi DNA Korban Tragedi Teror 9/11 Belum Rampung

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Selasa, 11 September 2018 | 15:25 WIB
Identifikasi DNA Korban Tragedi Teror 9/11 Belum Rampung
Menara kembar WTC saat dihantam pesawat teroris Al Qaeda pada 11 September 2001 (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Identifikasi korban tragedi teror 9/11 atau 11 September 2001 di New York, Amerika Serikat, dipastikan masih berlanjut. Kini dari sekitar 2.753 korban tewas, baru 1.642 orang yang diketahui identitasnya.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (11/9/2018) The New York City Medical Examiner atau sebuah kantor medis pemerintahan di NY tengah menidentifikasi 1.100 korban yang belum diketahui identitasnya. Mereka masih terkubur di Staten Island landfill.

Proses identifikasi DNA korban 9/11 sempat terhambat. Karena 1,8 juta ton puing sisa reruntuhan menara kembar dibuang lebih awal beberapa saat setelah kejadian teror. Di sisa puing itu, dikhawatirkan masih terdapat jenazah korban.

"Kami bersyukur bahwa identifikasi terus berlanjut, tetapi ada lebih banyak materi (tubuh korban) yang terpisah," kata Diane Horning, pemimpin advokasi keluarga korban atau yang disebut World Trade Center Families.

Baca Juga: Konser Perpisahan Elton John Berawal di Amerika Serikat

Putra Horning bernama Matthew, juga menjadi korban yang diidentifikasi sejak awal.

Matthew merupakan seorang administrator database untuk sebuah perusahaan asuransi. Saat kejadian, Matthew sedang bekerja di lantai 95 Menara Utara ketika pesawat menghantam menara kembar.

Kemampuan untuk mengidentifikasi lebih banyak korban adalah bab terakhir dalam kisah sedih tragedi 11 September , ketika dua pesawat jatuh ke Menara Kembar World Trade Center 17 tahun lalu.

Penghancuran Menara Kembar adalah bagian dari pembajakan terkoordinasi empat pesawat oleh militan al-Qaeda yang menewaskan hampir 3.000 orang di New York, Washington dan Pennsylvania barat, di mana salah satu pesawat jatuh di ladang pertanian.

Serangan itu memicu eskalasi keterlibatan militer AS di Timur Tengah yang berlanjut sampai hari ini.

Baca Juga: Anak Model Asal Amerika Serikat Semakin Mirip Mike Lewis

Sebuah terobosan ilmiah dalam ekstraksi materi genetik dibuat tahun ini dan sudah diumumkan oleh kepala pemeriksa medis Kota New York minggu lalu, saat peringatan ke-17 serangan itu.

Teknik baru ini menempatkan fragmen tulang di sebuah ruangan yang mengandung nitrogen cair untuk membuatnya lebih rapuh sehingga dapat dihancurkan menjadi bubuk halus. Semakin tulang dilumatkan, semakin mungkin untuk mengekstrak DNA.

Ini adalah upaya terbaru dalam penyelidikan forensik terbesar dalam sejarah AS. Di mana, timnya melibatkan tim pemeriksa medis dari 10 ilmuwan yang bekerja pada sisa-sisa yang sebelumnya dianggap terlalu terdegradasi dari bahan bakar jet, panas, dan kondisi lain untuk menjalani pengujian.

“Kami akan terus mencoba (mengidentifikasi) 5, 10, sampai 15 kali,” kata Mark Desire, kepala Medical Examiner.

"Kami membuat profil DNA dari sisa-sisa yang kami tidak punya harapan untuk mengidentifikasi di masa lalu," tambahnya. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI