Suara.com - Selasa (11/9/2018) hari ini diperingati sebagai tragedi serangan 11 September. Serangkaian empat serangan bunuh diri di New York City dan Washington DC pada 11 September 2001.
Sebanyak 19 pembajak dari kelompok militan Islam, al-Qaeda, membajak empat pesawat jet penumpang. Para pembajak sengaja menabrakkan dua pesawat ke Menara Kembar World Trade Center di New York City, kedua menara runtuh dalam kurun waktu dua jam.
Pembajak juga menabrakkan pesawat ketiga ke Pentagon di Arlington, Virginia. Ketika penumpang berusaha mengambil alih pesawat keempat, United Airlines Penerbangan 93, pesawat ini jatuh di lapangan dekat Shanksville, Pennsylvania dan gagal mencapai target aslinya di Washington DC. Menurut laporan tim investigasi 911, sekitar 3.000 jiwa tewas dalam serangan kala itu.
Dugaan langsung jatuh kepada al-Qaeda, dan pada 2004, pemimpin kelompok Osama bin Laden, yang awalnya menolak terlibat, mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Al-Qaeda dan bin Laden juga mengatakan dukungan AS terhadap Israel, keberadaan tentara AS di Arab Saudi, dan sanksi terhadap Irak sebagai motif serangan ini.
Baca Juga: Veto Obama Ditolak DPR AS, Korban 11 September Bisa Gugat Saudi
Amerika Serikat merespon serangan ini dengan meluncurkan Perang Melawan Teror dengan menyerang Afghanistan untuk menggulingkan Taliban yang melindungi anggota-anggota al-Qaeda. Banyak negara yang memperkuat undang-undang anti-terorisme mereka dan memperluas kekuatan penegak hukumnya. Pada Mei 2011, setelah diburu bertahun-tahun, Presiden Barack Obama mengumumkan bahwa bin Laden ditemukan dan ditembak mati oleh marinir AS, walaupun belum ada bukti yang dipublikasikan yang menyatakan kematian tersebut dengan gamblang.
Kehancuran ini mengakibatkan dampak serius terhadap ekonomi Lower Manhattan.[7] Pembersihan lahan World Trade Center selesai dilaksanakan pada Mei 2002. National September 11 Memorial & Museum dijadwalkan dibuka pada 11 September 2011.
Di dekat tugu peringatan ini terdapat One World Trade Center setinggi 1.776 kaki (541 m) yang diperkirakan selesai tahun 2013. Pentagon diperbaiki dalam kurun satu tahun, dan Pentagon Memorial dibuka di sebelah gedung ini pada tahun 2008. Pembebasan tanah untuk Flight 93 National Memorial dilakukan pada November 2009, dan tugu peringatan ini dibuka secara resmi pada 10 September 2011.
Berjam-jam setelah serangan, FBI mengeluarkan nama-nama pembajak dan pilot yang dicurigai kepada umum, di samping informasi pribadi tertentu mereka. Mohamed Atta dari Mesir merupakan ketua 19 perampas dan salah seorang pilot.
Atta tewas dalam serangan bersama semua pembajak yang lain, tetapi bagasinya yang tidak terhubung dari penerbangannya dari Portland ke Penerbangan 11 mengandung kertas-kertas yang mengungkapkan identitas semua 19 pembajak dan petunjuk-petunjuk penting yang lain rencana, motif dan latar belakang mereka.
Baca Juga: Pengusaha Ini Punya Ide Gila Ulang Serangan Teror 11 September
Pada 27 September 2001, FBI mengeluarkan gambar 19 perampas beserta informasi kewarganegaraan dan nama-nama lain yang mungkin digunakan oleh mereka. Sebanyak 15 dari mereka berasal dari Arab Saudi, dua dari Uni Emirat Arab, seorang dari Mesir (Atta), dan seorang dari Libanon.