Suara.com - Bakal Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno bersilaturahmi ke kediaman Shinta Nuriyah Wahid, istri mendiang Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Jalan Munawaroh, Ciganjur, Jakarta Selatan, Senin (10/9/2018).
Sandiaga Uno sempat diberi sekotak penganan tempe mendoan dari istri Gus Dur sebagai buah tangan. Namun, pantauan Suara.com, tempe mendoan itu terbilang tebal, tak setipis kartu ATM.
Dalam perbincangan keduanya, kata Sandiaga Uno, Shinta Nuriyah Wahid menitipkan pesan agar tetap menjaga keberagaman bangsa. Selain itu, ia dititipkan untuk tidak melupakan kaum marjinal.
"Saya diberi wejangan agar terus bisa memberdayakan masyarakat marjinal. Ibu ini masih aktif sekali berkeliling daerah. Kalau orang lain mungkin buka puasa, tapi kalau Ibu Shinta Wahid sahur keliling indonesia dengan masyarakat marjinal," kata Sandiaga.
Baca Juga: Beli 8.000 Liter Solar Sehari di SPBU, DHS Terancam Denda Rp 60 M
Selain itu, Sandiaga sempat menceritakan toples berisi tempe mendoan yang dipegangnya. Tempe mendoan itu sengaja diberikan oleh Shinta karena mengetahui dirinya sedang menjalankan ibadah puasa sunah.
"Saya juga dikasih oleh-oleh tempe tapi tidak tipis seperti kartu ATM. Tempe mendoan ini karena kebetulan lagi saum, puasa Senin-Kamis. Terima kasih ibu,” tuturnya di hadapan Shinta Nuriyah.
Shinta juga mengungkapkan wejangan-wejangan yang disampaikan kepada Sandiaga selama pertemuan. Wejangan yang diberikan Shinta masih seputar keputusan Sandiaga Uno yang maju dalam kontestasi Pilpres 2019.
"Ya, pertama adalah amanah. Pemimpin harus amanah terhadap masyarakatnya. Kedua, karena kita tinggal di Indonesia, negara yang majemuk, maka saya harapkan bisa menjaga keutuhan dari bangsa dan negara ini," tuturnya.
Mengenai tempe, Sandiaga Uno pada hari Jumat (7/9) pekan lalu, sempat menyinggung kondisi perekonomian Indonesia yang terpuruk dengan mengajukan contoh penganan dari kedelai tersebut.
Baca Juga: Pemerintah Berdayakan Masyarakat Bangun Rumah Rusak di Lombok
Sandiaga kala itu mengakui, mendapat keluhan masyarakat mengenai situasi ekonomi yang kian sulit sehingga mereka terpaksa menekan biaya pengeluaran.