Suara.com - Program Ok Oce yang digaungkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dikritik oleh Fraksi Partai Nasdem DPRD setempat, karena dinilai menghambur-hamburkan uang APBD tanpa kejelasan manfaat.
Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus mengatakan, sepanjang tahun 2018, program yang kali pertama dicetuskan Sandiaga Uno yang sudah mundur dari kursi Wakil Gubernur DKI tersebut, mendapat dana Rp 98 miliar dari APBD.
Namun, Bestari menuturkan, tak sedikit dari dana tersebut justru digunakan bukan untuk bantuan modal kepada calon wirausahawan di 44 kecamatan.
Salah satunya, kata Bestari, terdapat Rp 10 miliar yang dihabiskan hanya untuk memperbaiki ruangan tempat pelatihan dan membeli mesin pendingin alias AC.
Baca Juga: Rupiah Melemah, UMKM Tak Akan Gulung Tikar Layaknya Krismon 1998
“Rp 10 miliar dihabiskan hanya untuk memperbaiki ruangan atau sekadar menata meja dan kursi di 44 kecamatan, sebagai tempat pelatihan. Selain itu, juga untuk membeli AC di 44 kecamatan Jakarta,” kata Bestari saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (10/9/2018).
Selain itu, pengelola program Ok Oce juga menghabiskan Rp 82 miliar atau lebih dari setengah dana anggaran tahun 2018 untuk membiayai proses pendampingan.
"Untuk pastinya harus ditanyakan di kantor kecamatan dan Ok Oce, mereka yang tau persisnya," imbuhnya.
Menurut Bestari, pemakaian dana program Ok Oce itu tidak efektif dan tak sesuai target yang sebelumnya dicanangkan pemprov.
Awalnya, sambung Bestari, pemprov mengklaim dana Rp 98 miliar itu mayoritas untuk membantu permodalan bagi 40 ribu wirausahawan baru.
Baca Juga: Bertemu Ulama Banyuwangi, Prabowo Gelar Pertemuan Tertutup
Namun, saat tahun 2018 hampir tutup kalender, baru sekitar 300 peserta program Ok Oce yang mendapat bantuan modal.
"Kajiannya tidak komprehensif, dari 45 ribu berbanding 300-400 orang yang dapat modal. Kalau tahun depan tidak juga menyertakan alokasi untuk permodalan, saya berpegang teguh harus dihapus saja program ini," tutupnya.