Menurut pengakuannya, sehari-hari tinggal di kolong jalan layang Rawabuaya, Cengkareng. Hampir 3 bulan belakangan, suaminya tidak menemani Wati. Tunawisma tersebut menjaga kandungannya seorang diri.
"Suami kerjanya tiap hari cari duit di jalan. Sambil jaga bensin. Dia bagian jaga bensin literan. Bensin yang beli satu galon terus dituang di ke motor. Dagang bensin sih ceritanya, sehari-hari. Jam 7 pagi berangkat, jam 6 sore pulang kerja," tutur Wati.
Tepat pada Minggu (9/9/2018), sekitar pukul 08.00 WIB Wati ditemukan lemas tak berdaya oleh tim P3S Sudin Jakbar.
Awalnya, Wati enggan dievakusi, hingga pada akhirnya dirinya dan sang bayi dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng guna mendapatkan perawatan.
Baca Juga: Hadiri Rapimnas PKS, Sandiaga Serukan Paket Hemat Kampanye
"Saya tidak mau dibawa ke rumah sakit karena tak punya KTP. Biaya juga tak punya," jelasnya.
Kekinian, Wati dan bayi mungilnya telah berada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1 Kedoya, Kembangan, Jakarta Barat.
"Saya betah di sini, dingin ada AC-nya.”