“Intinya begini, kita punya banyak koperasi dan UKM total lebih dari 50 juta. Untuk mengelola yang banyak ini tidak mungkin dengan cara biasa. Poin utamanya, koperasi ini ingin kita kelola secara korporasi seperti perusahaan besar,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Arief menegaskan digital destination dan nomadic tourism, yang merupakan strategi untuk merebut wisatawan mancanegara. Destinasi digital adalah destinasi yang heboh di dunia maya, viral di media sosial dan nge-hits di Instagram.
"Generasi milenial atau lebih populer kids zaman now sering menyebut diferensiasi produk destinasi baru ini dengan istilah Instagramable. Saya ingin, tahun ini ada 100 destinasi digital di 34 provinsi di Tanah Air," katanya.
Sementara itu, menurutnya, nomadic tourism merupakan solusi dalam mengatasi keterbasan unsur 3A (atraksi, amenitas dan aksesibilitas), khususnya untuk sarana amenitas atau akomodasi, yang sifatnya bisa dipindah-pindah dan bentuknya bermacam-macam, seperti glamp camp, home pod dan caravan.
Baca Juga: Kemenpar Paparkan Keindahan Danau Toba di Singapura
Aksesibilitasnya adalah sea plane dengan mudah membawa wisatawan dari pulau ke pulau. Ini sangat tepat bagi Indonesia yang jumlah pulaunya 17 ribu lebih.
"Nomadic tourism untuk sementara akan difokuskan pada 10 destinasi prioritas atau 'Bali baru' dengan memanfaatkan empat destinasi sebagai pilot project, yakni Danau Toba, Labuan Bajo, Mandalika, dan Borobudur," sebutnya.
Dalam kesempatan ini, Menpa didampingi Staf Khusus Bidang Komunikasi, Don Kardono dan Tenaga Ahli Sustainable Tourism, Valerina Daniel, serta melakukan peresmian Generasi Pesona Indonesia Universitas Bunda Mulia.