Rupiah Melemah, Ketua DPR: Jangan Saling Menyalahkan

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 06 September 2018 | 10:47 WIB
Rupiah Melemah, Ketua DPR: Jangan Saling Menyalahkan
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo seusai Sidang Paripurna Jelang HUT ke-73 Kemerdekaan RI, Kamis (16/8/2018). [Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan semua pihak untuk bersinergi dan tidak saling menyalahkan menyusul melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Depresiasi rupiah mulai berdampak pada industri yang menggunakan bahan baku impor, sehingga dibutuhkan kekompakan dan langkah nyata pada masyarakat Indonesia untuk mengatasi pelemahan rupiah," kata Bambang Soesatyo melalui pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis (6/9/2018).

Bambang Soesatyo yang akrab dengan panggilan Bamsoet, bersama sejumlah anggota DPR RI, berada di Singapura menghadiri Sidang Umum ke-39 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA).

Merujuk data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), kurs tengah hingga Kamis 6 September 2018, satu dolar AS sudah mencapai Rp 14.927.

Baca Juga: 17 Orang Korban Terorisme Terima Kompensasi Rp 1,6 Miliar

Bamsoet mengingatkan semua pihak agar tidak mencari 'kambing hitam' dengan menyalahkan pihak lain, tapi bersama-sama melakukan tindakan nyata mengatasi melemahnya nilai tukar rupiah.

"Indonesia masih punya modal penting dalam menghadapi penguatan dolar AS, yakni fundamental Indonesia yang cukup kuat dan kondisi politik yang stabil," katanya seperti dilansir Antara.

Politisi Partai Golkar itu juga meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia (BI) segera menyiapkan langkah-langkah antisipatif serta menerapkan kebijakan untuk menguatkan kurs rupiah terhadap dolar AS. Bamsoet juga mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) membuat kebijakan yang dapat membantu pelaku usaha untuk mendapatkan bahan baku industri, baik dari dalam maupun luar negeri, sehingga pelaku usaha dapat meningkatkan hasil produksi dan nilai ekspor.

Pemerintah, kata dia, sebaiknya segera mengeksekusi rencana tentang pembatasan impor atas 900 jenis barang konsumsi, sehingga dapat menekan impor yang berefek pada necara pembayaran.

"Pembatasan impor barang konsumsi akan mengurangi defisit neraca pembayaran yang menjadi salah satu penyebab melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan berdampak negatif kepada pelaku usaha industri," ulasnya.

Baca Juga: Sophia Latjuba Bantah Isu Jadi Jurkam Jokowi dan Ma'ruf Amin

Bamsoet menambahkan, Pemerintah agar tidak mengabaikan keberadaan koperasi serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan membantu memudahkan memperoleh bahan baku dan suntikan modal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI