Suara.com - Pelajar yang terlibat aksi tawuran maut di kawasan Jembatan Layang Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, ternyata membawa air keras.
Cairan asam sulfat yang biasa digunakan untuk memberikan corak pada permukaan logam itu, dibawa para pelajar untuk melukai lawannya.
"Ada yang bawa air keras, ada. Air kerasnya sudah dipakai," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar kepada Suara.com, Selasa (4/9/2019).
Aksi tawuran antarpelajar itu menewaskan seorang remaja berinisial AH (16). Namun, Indra menyampaikan, air keras yang digunakan para pelaku saat terjadi tawuran tak sampai mengenai tubuh AH.
Baca Juga: Kader PPP yang Jadi Tersangka KPK akan Diberhentikan Sementara
"Air keras digunakan tapi korbannya tidak kena, dilempar tidak kena," katanya.
Indra juga tak memastikan berapa banyak air keras yang digunakan para pelaku. Polisi, hanya fokus untuk mendalami tiga buah senjata tajam yang dipakai para pelaku saat membacok AH hingga tewas.
"Yang bawa senjata tajam cuma tiga orang, dua celurit sama satu potong rumput itu, arit," kata dia.
Dalam kasus tawuran maut ini, polisi telah menetapkan 11 pelajar dari sejumlah SMA di Jakarta sebagai tersangka. 18 remaja lainnya juga sudah ditangkap dan masih berstatus terperiksa.
Untuk diketahui, kasus tewasnya AH, pelajar salah satu SMA di Jakarta Barat berawal karena berselisih dengan pelajar lain di media sosial, Instagram.
Baca Juga: Begini Cara Jitu Zaskia Gotik Hadapi Haters
Buntut ribut di medsos itu, AH dan rekan-rekannya akhirnya janjian dengan pelajar sekolah lain di Jembatan Layang Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (1/9/2018) dini hari. Akibat tawuran itu AH meninggal dunia karena mengalami luka-luka bacokan senjata tajam.