Prabowo: Utang Indonesia Naik Rp 1 Triliun Tiap Hari

Sabtu, 01 September 2018 | 13:10 WIB
Prabowo: Utang Indonesia Naik Rp 1 Triliun Tiap Hari
Bakal calon presiden Prabowo Subianto kembali melontarkan kritik kepada pemerintah soal utang luar negeri. (Foto: Tim Prabowo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto menjadi pembicara utama dalam acara bedah bukunya yang berjudul 'Paradoks Indonesia'. Dalam pidatonya, ia sempat melontarkan kritik kebijakan ekonomi oleh Pemerintah Indonesia saat ini.

Prabowo menilai Pemerintah Indonesia terus mengumpulkan utang dari pihak asing. Dirinya menyebut Indonesia mengumpulkan utang Rp 1 triliun per harinya.

"Utang pemerintah kita naik terus, naik terus. Sekarang hitungannya naiknya Rp 1 triliun tiap hari," kata Prabowo di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (1/9/2018).

Ketua Umum Partai Gerindra itu menyoroti fenomena ketimpangan antara jumlah penduduk kaya dengan penduduk miskin. Hal itu menurutnya dapat membuat Indonesia menjadi negara miskin.

Baca Juga: Penumpang Masturbasi di Pesawat, Maskapai Suap Perempuan 75 Dolar

"Indonesia terancam negara miskin selamanya. Di Indonesia 40 orang terkaya kekayaannya 584 ribu kali rata-rata orang Indonesia. Satu persen menguasai setengah kekayaan, 10 persen terkaya menguasai 75 persen kekayaan Indonesia," tutur Prabowo.

Bukan kali ini saja Prabowo mengkritik kinerja pemerintah. Berdasarkan catatan, beberapa kali Prabowo sempat melontarkan kritikan tajam kepada pemerintah. Sekitar Juni 2018 lalu Prabowo menyebut Indonesia sedang dalam keadaan 'state capture', suatu keadaan negara yang dikuasai pejabat, pihak swasta, dan pihak asing. Kondisi inilah yang membuat Tentara Nasional Indonesia (TNI) sekarang lemah.

Kritikan tersebut disampaikan Prabowo dalam akun Facebook-nya, Selasa (19/6/2018) melalui sebuah video. Video berdurasi 37 menit itu memuat pidato soal ekonomi-politik hingga pesan untuk para kader yang akan menghadapi pemungutan suara pilkada pada 27 Juni 2018.

Dia menilai kekayaan Indonesia sudah dikuasai asing. Hanya segelintir rakyat Indonesia alias kurang dari 1 persen atau tak lebih dari 300 keluarga yang bisa menikmati kekayaan Indonesia. TNI juga dinilainya lemah dan, siapa yang memiliki uang, dialah yang bisa berkuasa.

Baca Juga: Gula Rafinasi Beredar di Pasaran, DPR Desak Polisi Turun Tangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI