Suara.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) angkat bicara terkait tudingan Andi Arief yang menyebut kerap membajak kader Partai Demokrat. Dimana sebelumnya, salah satu kader Demokrat yakni Deddy Mizwar disebut-sebut bakal menjadi juru bicara pasangan capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan, PDIP sebagai partai politik selalu menjunjung etika politik. Namun, bagi kader parpol lain yang memberi dukungan kepada Jokowi dianggap merupakan apresiasi atas kepemimpinannya Jokowi.
"Kami tidak pernah bajak-membajak. PDIP, partai kader kami ini partai yg memiliki akar rumput di bawah. Sehingga kami menjunjung etika politik tersebut. Kami tidak pernah punya tradisi bajak-membajak kader partai lain," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (1/9/2018).
Menurut Hasto, masuknya Demiz (sapaan Deddy Mizwar) sebagai jubir Jokowi-Ma'ruf ialah murni atas dasar dialog bersama, bukan atas dasar paksaan. Bahkan menurut pengakuannya yang bersangkutan sudah menyatakan kesediaan untuk menjadi jubir Jokowi-Ma'ruf Amin.
Baca Juga: Arahan Penting Kiai Ma'ruf Amin Agar Berjaya di Pilpres 2019
"Ya murni (atas kemauannya) di sebuah dialog bersama antara jajaran Pak Jokowi dan beliau (Demiz). Tapi intinya apapun, Pak Demiz sosok yang memahami betul Jawa Barat," ucapnya.
Untuk diketahui, Mantan Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, masih tercatat sebagai kader Partai Demokrat, yang merupakan koalisi partai politik pengusung Prabowo Subianto–Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.
Terkait hal itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief kesal dan menuding PDIP sebagai partai yang kerap membajak kader partainya.
"Saya tidak mengerti kenapa Ibu Megawati merestui Hasto yang rajin membajak kader Demokrat untuk gabung ke tim Jokowi. Apakah PDIP sudah sangat miskin kader berkualitas?," tulis Andi Arief melalui akun Twitter miliknya, Rabu (29/8.2018).
Baca Juga: Hadiri Rakor PDIP, Ma'ruf Amin Sampaikan 'Tausiah' Khusus