Suara.com - Pemerintah menargetkan pembersihan puing-puing bangunan yang lulun lantak diguncang gempa 6,5 SR di Lombok, Nusa Tenggara Barat, bisa terselesaikan pada akhir September 2018.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan, target itu merupakan hasil rapat koordinasi tingkat menteri terkait tindak lanjut Inpres Nomor 5 Tahun 2018 mengenai Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Gempa Bumi Lombok di Kementerian Kemenko PMK, Jakarta, Jumat (31/8/2018).
Selain pembersihan puing, kata Puan, rumah-rumah warga yang hancur bakal direhabilitasi dan dikerjakan secara swadaya oleh masyarakat, mahasiswa, TNI, Polri, dan tim Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat.
"PUPR sendiri saat ini sudah membangun sejumlah rumah tahan gempa. Nantinya, akan dibantu mahasiswa, TNI, Polisi, dan warga sendiri. Kami ingin gotong royong, warga korban gempa juga dilibatkan, agar tak banyak merenung. Sebab, hal itu tak baik untuk kesehatan jiwa dan raga,” kata Puan.
Baca Juga: Henricus Priyosulistyo : Rumah Tahan Gempa Butuh Kesadaran Kita
Ia mengungkapkan, terdapat 20 ribu rumah rusak berat di Lombok setelah bencana gempa melanda. Untuk warga yang rumahnya rusak berat, akan diberi bantuan Rp 50 juta.
Dana bantuan Rp 50 juta itu akan diberikan dalam lima tahap. Pada tahap awal, akan diberikan Rp 10 juta untuk membeli bahan bangunan.
Puan menegaskan, anggaran sebesar Rp 50 juta per rumah bukanlah biaya ganti rugi, melainkan bantuan pemerintah.
Sementara jumlah rumah yang rusak akibat gempa teridentifikasi mencapai 78.000, baik rusak ringan, sedang, maupun berat.
Baca Juga: Belum Juga Menikah, Luna Maya Tak Percaya Perjodohan Keluarga