Singgung Pilpres 2019, Ustadz Somad: Suara Terbanyak, Suara Tuhan

Kamis, 30 Agustus 2018 | 00:03 WIB
Singgung Pilpres 2019, Ustadz Somad: Suara Terbanyak, Suara Tuhan
Ustadz Abdul Somad. (Suara.com/Ummi Hadyah Saleh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ustadz Abdul Somad menjadi penceramah di acara syukuran dan doa bersama peringatan Hari Ulang Tahun MPR ke - 73 di Lapangan Bola, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/8/2018). Dalam ceramahnya, Somad menyinggung sistem demokrasi di Indonesia.

"Sekarang kita pakai sistem demokrasi, suara terbanyak suara Tuhan. Suara yang paling banyak suara yang paling benar," ujar Somad dalam ceramahnya.

Karena itu, Somad mengingatkan masyarakat untuk menggunakan hak suaranya dan tidak golput saat Pemilu 2019 mendatang.

"Oleh sebab itu, maka tidak boleh ada anak bangasa yang golput, setuju? Tidak boleh (Golput), ya harus memilih. Gunakan suaramu dalam ujung jarimu kau bisa menunjukkan kekuasaanmu," kata dia.

Somad meminta masyarakat memilih pemimpin yang bisa membawa kebaikan untuk masa depan bangsa.

Ia pun mengibaratkan dengan satu batang lidi dengan satu sapu lidi yang memiliki kekuatan yang luar biasa sehingga bisa membersihkan apapun.

"Satu batang lidi tidak bisa buat apa-apa, botol yang dia usir patah.Tapi ketika sapu lidi yang besar, jangankan botol. maling dia pukul mati. Apa maknanya? suara suara kebaikan orang-orang baik orang-orang bertuhan harus memilih orang yang bertuhan. kenapa? karena orang yang berhantu tidak akan mungkin memilih bertuhan," kata dia.

Tak hanya itu, Somad menilai saat ini adalah zaman edan, dimana banyak masyarakat yang sulit membedakan antara Tuhan dan Hantu.

Karena itu, Somad meminta masyarakat yang mempercayai adanya Tuhan untuk menggunakan hak suaranya untuk memilih pemimpin yang memiliki rekam jejak dan program-program kerja yang baik.

"Sekarang zaman edan, banyak orang yang tak bisa membedakan yang mana Tuhan yang mana hantu. Maka yang bertuhan, yang berketuhanan yang Maha Esa harus bersuara harus memilih one man one vote, satu orang satu suara. One man one choice," tutur dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI