Suara.com - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengakui sempat ditawari menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi – Maruf Amin.
Namun, dirinya tidak lantas percaya bila Jokowi atau Maruf Amin tidak memintanya secara langsung.
Din menuturkan, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki dan Staf Khusus Presiden Siti Ruhaini Dzuhayatin pernah membawa pesan dari Presiden Jokowi yang menginginkan dirinya menjadi Ketua TKN Jokowi – Maruf Amin. Kendati begitu, Din mengaku tidak menjawab tawaran tersebut.
"Memang pernah ada yang menghubungi saya, Pak Teten Masduki dan Bu Ruhaini, katanya membawa pesan presiden ingin dijadikan Ketua Timses Nasional. Namun saya belum percaya kalau Pak Jokowi dan Pak Maruf Amin sendiri menyampaikan kepada saya, makanya saya tak jawab waktu itu," tutur Din di Kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/8/2018).
Baca Juga: Eks Wali Kota Depok Jadi Tersangka Korupsi, Fahri Hamzah Kasihan
Mantan Ketua PP Muhammadiyah tersebut juga menegaskan, tidak akan bersedia bila diminta untuk menjadi Ketua TKN pasangan capres dan cawapres mana pun. Hal itu dikarenakan untuk menegakan kalau organisasi Muhammadiyah tidak terlibat politik kekuasaan.
"Tapi kalau seandainya saya ditanya dulu maupun sekarang, saya jelas tidak bersedia, karena saya mantan Ketum Muhammadiyah. Sekarang saya masih mempunyai jabatan sebagai Ketua Ranting Muhammadiyah, saya harus menegakkan organisasi Muhammadiyah tidak terlibat politik kekuasaan," tegasnya.
Lebih lanjut, kata Din, tawaran kepada dirinya itu diterima pada saat sebelum berkas struktur tim kampanye Jokowi - Maruf Amin diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum.
"Tiga hari sebelum diajukan ke KPU. Tapi saya tidak jawab, tapi belakangan dia bilang mau dihubungi untuk dilibatkan dalam timses, itu istilahnya Pak Teten," pungkasnya.
Baca Juga: Pencak Silat Panen Emas, Jokowi: Terima Kasih Prabowo