Pihaknya telah menjalankan sejumlah program guna mendukung maksimalisasi pengelolaan dan pelayanan bandara.
"Adapun pengembangan bandara yang telah dijalankan, antara lain perluasan dua apron, atau tempat parkir pesawat, dan perluasan terminal lama seluas 48 ribu m2. Sejalan dengan itu, kita juga memprediksi penambahan jumlah penupang sekitar 10 persen," katanya.
Pada 2017, realisasi penumpang bandara yang terletak di Mandai, Maros itu, mencapai 12.294.226 orang. Jumlah ini diprediksi akan bertambah 1,22 juta orang, menjadi 13.523.648 orang.
Pemerintah mendorong agar inti ekonomi Indonesia ke depan adalah menyediakan jasa pelayanan pariwisata. Kementerian Pariwisata mendorong program besar untuk mendatangkan turis mamcanegara ke Indonesia dalam Foreign Tourist Arrival (FTA).
Terkait konetivitas, Menteri Pariwisata, Arief Yahya punya pengalaman untung mendorongnya. Maskapai bisa mengoptimalkan pasar utama.
Mengacu data Kemenpar, ada lima pasar yang bisa diekplorasi lagi oleh maskapai, yaitu Tiongkok, Eropa, Australia, Singapura, juga India. Pada 2017, jumlah wisatawan Tiongkok 1,91 juta atau tumbuh 42,22 persen, Eropa ada 1,74 juta wisman, lalu tumbuh 14,12 persen, Australia (1,10 juta), Singapura (1,31 juta), dan India (434,19 ribu).
"Tiongkok sudah jadi pasar utama. Untuk Eropa dijadikan satu, karena identik. Meski nomor dua, tapi pasar Eropa menjadi penyumbang devisa terbesar. India juga sangat unik. Pertumbuhannya besar 29 persen. Kondisi ini harus lebih dioptimalkan lagi. Malaysia, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang tetap menjadi market penting," terang Menpar.
Selain pasar potensial, maskapai harus jeli dan terbuka melihat moment saat low season. Mengusung konsep sharing economy, low season bisa disikapi dengan diskon 30 persen - 40 persen.