Suara.com - Sulawesi Selatan mempunyai potensi yang sangat besar, namun masih harus digali. Konektivitas masih menjadi masalah, terutama direct flight.
Menyikapi hal itu, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus mendorong stakeholder pariwisata di daerah untuk sama-sama membangun konektivitas, baik dari maupun menuju Sulsel.
"Akses menjadi maha penting dan mendesak. Sehebat apapun berpromosi, tanpa disiapkan akses menuju Indonesia, hanya akan menjadi bottlenecking," ujar Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Kementerian Pariwisata, Dadang Rizki Ratman, didampingi Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata Kementerian Pariwisata, Indra Ni Tua, Selasa (28/8/2018).
Menyikapi hal itu, konektivitas udara pun dikuatkan. Akses sendiri menyangkut 3A, yaitu Airlines, Airports dan Authority. Untuk mencari solusi terkait hal tersebut, Air Navigation dan Kementerian perhubungan mengadakan "Konektivitas Transportasi Sulawesi Selatan", di Hotel Novotel Grand Shayla, Makassar, 23-24 Agustus 2018.
"Sebanyak 75 persen wisman masuk ke Indonesia melalui jembatan udara, sisanya via penyeberangan dan crossborder. Saya harus pastikan aksesnya cukup, karena dengan target 17 juta, masih ada kekurangan 1,1 juta seats capacity," ujar Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata Kementerian Pariwisata, Indra Ni Tua.
Ia menambahkan, jumlah kedatangan wisman Sulawesi Selatan dalam 3 tahun terakhir meningkat, khususnya yang menggunakan non direct flight ke Ujung Pandang. Akses udara sangat instrumental dalam meningkatkan kunjungan wisman.
"Key stakeholder pariwisata Sulawesi Selatan siap mendukung semua rute internasional dari atau ke Makassar, termasuk skema dukungan yang disediakan, baik oleh pemda,maskapai penerbangan, Angkasa Pura dan Kemenpar," ujarnya.
FGD sendiri dihadiri berbagai unsur, seperti Air Asia, Wings Air, Lion Ai, Batik Air, Nam Air, Sriwijaya Air, Citilink Indonesia, Garuda Indonesia. Pihak authority, ada dari Dit. Angkutan Udara, Kemenhub PT. Pelindo IV, dan Airport ada dari PT Angkasa Pura I.
Sementara, mewakili industri, ada Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI). Hadir pula Syafruddin Rahim, Kabid promosi Disparprov Sulsel, Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan, Falatehan Hasudungan, Vice President Airport Operation PT. Angkasa Pura I, Haruman Sulaksono, dan GM Terminal Peti Kemas Makassar (PT. Pelindo 4), Yosef Benny Rohy.
Haruman mengatakan, pergerakan pesawat di Bandara Sultan Hasanuddin pada 2017 mencapai 113.915 unit. AP I memprediksikan bakal bertambah 15.948 pesawat, menjadi 129.863 unit pada 2018.