Suara.com - Komisi I DPR RI menerima aktivis #2019GantiPresiden Neno Warisman bersama Relawan Ganti Presiden 2019 (RGP) di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senin (28/8/2018).
Komisi I diminta untuk melakukan tindakan terkait aksi penolakan warga terhadap Neno Warisman beserta rombongan di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, Sabtu (25/8) akhir pekan lalu.
Wakil Ketua Komisi I Ahmad Hanafi Rais—putra Amien Rais—menyesalkan kejadian tersebut. Menurutnya, kejadian itu sangat kontras dengan ucapan Presiden Joko Widodo yang memerintahkan bangsanya untuk berlaku adil.
"Ini adalah praktik tidak bermain adil, kompetisi yang tidak adil, dan tentu korban yang kali pertama adalah masyarakat," kata Hanafi di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Selasa (28/8/2018).
Baca Juga: Tiket Konser Rp 25 Juta, Syahrini Siap Pecahkan Rekor
Terlebih lagi, Hanafi menyoroti sikap aparat keamanan yang kala itu dinilai tidak bisa melindungi Neno Warisman dan menghalang-halangi adanya deklarasi.
Sebagai salah satu bagian dari pilar negara, Hanafi menyayangkan atas tindakan para aparat keamanan tersebut yang seolah melarang adanya kebebasan berpendapat.
"Kita perlu ingatkan presiden ini, sebagai pengguna utama informasi intelijen, untuk menegakkan spirit TNI dan Polri. Mereka beroperasi, sehingga tentu berlaku alat bangsa dan negara. Bukan rezim," ujarnya.
Dirinya merencanakan melakukan pemanggilan kepada Kapolri RI Jenderal Tito Karnavian dan Kepala BIN Budi Gunawan untuk dimintakan penjelasannya.
"Kami harus panggil Kabin, Kapolri untuk menjelaskan kepada publik. Presiden ini tahu. Apa yang mau dilakukan pasti dilakukan pada presiden. Itu adalah tindakan pembiaran, sama saja nilai hukumnya melakukan tindakan tersebut," pungkasnya.
Baca Juga: Viral! Sosok Perempuan yang Dipeluk Jonatan Christie Usai Menang