Suara.com - Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli mengecam aksi perundungan atau persekusi terhadap aktivis #2019GantiPresiden Neno Warisman di Riau, Sabtu (24/8/2018) pekan lalu. Menurut dia aksi persekusi itu merusak demokrasi.
Rizal kaget aksi persekusi yang dialami Neno. Menurut dia itu merupakan sebuah bentuk kemunduran dalam berdemokrasi.
"Hari ini saya terkejut, kok orang mau mengadakan pertemuan dihadang, dilarang. Mau adakan diskusi tidak boleh. Jangan tarik mundur demokrasi. Kita memperjuangkan demokrasi; saat itu yang kaum muda termasuk angkatan 98 dengan keringat dan darah. Jangan tarik mundur demokrasi," tegas Rizal di Anomali Coffee, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/8/2018).
Sebelumnya pada Sabtu (25/8/2018) siang hingga sore ada massa melakukan aksi penghadangan menolak kedatangan Neno Warisman di Bandara Pekanbaru yang rencananya akan melakukan acara deklarasi #2019GantiPresiden Minggu (26/8/2018).
Baca Juga: Dibilang Wahabi, Ahmad Dhani: Dijawab Nggak Ya?
Massa tersebut kemudian tak terlihat lagi dan muncul massa lainnya mendesak ke aparat kepolisian untuk membiarkan Neno keluar dari bandara. Aksi tersebut berlangsung hingga kira-kira pukul 19.00 WIB dan massa pergi dari bandara lalu kembali lagi jelang pukul 22.00 WIB.
Hingga akhirnya diketahui Neno Warisman sudah dipulangkan dan sebagian massa pun bubar. Sementara kegiatan deklarasi pada Minggu (26/8) tidak diberi izin oleh polisi meskipun sejumlah massa ada terkonsentrasi di Masjid Annur Pekanbaru hingga akhirnya juga dibubarkan.
Kepala Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Kombes Pol Susanto dalam pernyataannya mengatakan pertimbangan Neno Warisman tidak bisa melanjutkan perjalanan adalah potensi besar massa pro dan kontra. Oleh sebab itu pihaknya berkoordinasi dengan pihak bandara agar Neno Warisman bisa kembali ke Jakarta.