Curhat Diusir dari Riau, Neno Warisman: Semoga Allah Melaknatnya

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 27 Agustus 2018 | 20:10 WIB
Curhat Diusir dari Riau, Neno Warisman: Semoga Allah Melaknatnya
Neno Warisman. (Suara.com/Supriyadi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Neno Warisman, artis lawas sekaligus aktivis gerakan #2019GantiPresiden, mengklaim mendapat perlakuan buruk dari aparat saat terjebak dalam mobil di kawasan Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, Sabtu (25/8) akhir pekan lalu, setelah ditolak datang oleh warga.

Hal tersebut terungkap dalam bidik layar oborolan Neno Warisman dengan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon, yang menyebar di media sosial.

Dalam obrolan tersebut, Neno Warisman mengakui dirinya dibentak oleh Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda).

Berikut pesan yang dikirimkan Neno kepada Fadli Zon yang saat ini masih di Mekkah.

Baca Juga: Tersangka PLTU Riau-1 Ungkap Aliran Rp 2 M ke Munaslub Golkar

"Mereka lakukan kekerasan di mobil,"

"Kabinda teriak ancam,"

"Kasar,"

"Dan aku dibohongi,"

"Dibawa ke VIP,"

Baca Juga: Agar Tenang Bawa 20 Ribu Happy Five, Eks Driver Grab Pakai Sabu

"Kabinda itu kasar dan kejam,"

"Semoga Allah melaknat dia,"

Mardani Ali Sera, Ketua DPP PKS sekaligus penggagas gerakan #2019GantiPresiden, Senin (27/8/2018), mempertanyakan tugas fungsi pokok Badan Intelijen Negara, saat turut andil dalam proses pemulangan aktivis mereka, Neno Warisman.

Apalagi, Mardani sempat mendengar Kepala BIN Daerah Riau Marsekal Pertama (Marsma) TNI Rachman Haryadi memiliki kedekatan dengan salah satu partai politik.

Mardani menjelaskan, BIN seharusnya memahami tupoksi sebagai lembaga negara. Ia menyebut langkah BIN yang turut andil dalam pengadangan Neno Warisman sangatlah tidak bijak.

"Kami mendapat banyak info bahwa kepala BIN mungkin memiliki preferensi pada salah satu partai. Menurut saya, ini bukan langkah yang bijak membawa BIN dalam permasalahan 2019 ganti presiden," kata Mardani.

Ketua DPP PKS itu juga kecewa terhadap langkah BIN, yang malah memperlihatkan diri kepada publik. Padahal, menurutnya, tugas BIN lebih banyak ada di belakang layar.

Dirinya mencontohkan, yang seharusnya turun ke jalan menjaga keamanan ialah jajaran kepolisian atau Satpol PP.

"Intelijen yang baik tak pernah diketahui dia itu intel. Intel yang baik sampai 5-10 tahun juga tak ada yang tahu dia intel. Karena tugas dia itu untuk mengetahui siapa otaknya,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Neno Warisman dipaksa pulang dari  Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau, Sabtu (25/8) akhir pekan lalu.

Dirinya sempat membeberkan aksi kekerasan yang dilakukan oleh Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Riau, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Rachman Haryadi sebelum dirinya pulang ke Jakarta.

Neno mengatakan, bahwa Kabinda Marsma TNI Rachman sempat menggebrak mobil seraya berteriak dan menarik paksa satu per satu semua dari mobil, kecuali dirinya.

Neno sempat diminta keluar dari mobil tanpa menggunakan aksi kekerasan, namun dirinya menolak.

Akhirnya Neno dibawa oleh pihak kepolisian, dan dijanjikan akan diantarkan ke hotel namun ternyata Neno dikelabui.

Pihak kepolisian malah mengantarkannya ke pesawat. Dalam perjalanan tersebut, Neno menyebut Kabinda mengulangi tindakan kekerasannya kepada rombongan laki-laki.

Berita ini kali pertama diterbitkan Riauonline.co.id dengan judul ”Curhat Neno Warisman Yang Dipaksa Pulang: Semoga Allah Melaknatnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI