Pengungsi Gempa Lombok Kekurangan Kakus

Reza Gunadha Suara.Com
Senin, 27 Agustus 2018 | 18:18 WIB
Pengungsi Gempa Lombok Kekurangan Kakus
Sejumlah warga beristirahat dekat rumahnya yang roboh pascagempa di Dusun Labuan Pandan, Desa Padak Guar, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, NTB, Senin (20/8). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danis Hidayat Sumadilaga mengakui, para pengungsi terdampak gempa bumi Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) kekurangan sanitasi mandi cuci kakus (MCK).

Hal itu lantaran banyaknya jumlah pengungsi yang tersebar di NTB. Danis mengatakan, setidaknya sudah ada hampir 300 MCK portabel dan 200 MCK knock down telah dibangun di sejumlah pengungsian. Namun, MCK yang telah dibangun itu masih belum mencukupi kebutuhan sanitasi.

"Kami akui untuk sanitasi ini, karena jumlah (pengungsi) sangat banyak, butuh peningkatan. Artinya kami sedang usahakan sanitasi di lapangan," kata Danis dalam Forum Merdeka Barat 9, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (27/8/2018).

Danis menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih pascagempa, Kementerian PUPR telah membuka sebanyak 50 titik sumur air tanah.

Baca Juga: Tiga Kali Mangkir, Andi Arief Dicari Bawaslu

Besaran air yang dihasilkan dari tiap sumur tanah cukup bervariasi antara 10 liter hingga 20 liter per detik.

Untuk proses distribusi kepada warga terdampak gempa yang berada di pengungsian, pihaknya menyediakan sebanyak 25 mobil tangki air berkapasitas 4.000 liter untuk mendistribusikan air.

"Kami harus memastikan adanya air baku di seluruh  NTB. Karena gempa, air minum PDAM tak berfungsi lantaran beberapa pipa terputus, sehingga, kami buka sumur air tanah," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI