Suara.com - Masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat dan sekitarnya kali pertama diterpa bencana alam karena gempa bumi pada tanggal 29 Juli 2018.
Tak lama berselang, tepatnya pada tanggal 5 Agustus 2018, gempa yang kekuatannya mencapai 7,0 skala Richter kembali terjadi dan memakan banyak korban, baik yang meninggal maupun yang luka-luka.
Namun, setelah gempa berkekuatan besar tersebut, bermunculan juga gempa susulan berskala kecil.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Humas BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sedikitnya sudah terjadi 1.005 kali gempa susulan dari tanggal 5 Agustus hingga tanggal 21 Agustus.
Baca Juga: Pengalaman Jadi Modal Evan Dimas Hadapi Uni Emirat Arab
Di mana 825 kali terjadi dari tanggal 5 Agustus hingga 19 Agustus, dan 180 kali setelah gempa dengan kekuatan 6,9 skala Richter pada tanggal 19 Agustus 2018.
"Jadi, jika ditotal sejak tanggal 5 Agustus 2018 sampai 21 Agustus 2018 pukul 09.00 WIB pagi tadi, ada sebanyak 1.005 kali gempa susulan," katanya di kantor BPNB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Selasa (21/8/2018).
Pada tanggal 19 Agustus malam, gempa kembali mengguncang wilayah NTB. Gempa dengan kekuatan 6,9 skala Richter tersebut menewaskan 14 orang.
Gempa susulan juga sempat terjadi sejak gempa pertama pada tanggal 29 Juli 2018. Sedikitnya ada 318 kali gempa susulan setelah gempa berkekuatan 6,4 skala Richter terjadi pada tanggal 29 Juli.
Namun, tidak semua gempa susulan tersebut dirasakan smeuanya oleh masyarakat NTB. Pasalnya, hanya 17 gempa susulan yang berskala besar, dan lainnya kecil.
Baca Juga: Absen dalam Sidang, Facebook Dinilai Tak Hargai Hukum Indonesia
Pihak BNPB tidak bisa memprediksi sampai kapan terjadinya gempa susulan yang terjadi di Lombok dan sekitarnya.
"Sampai kapan? Kita tidak bisa memprediksi," tandas Sutopo.