Suara.com - Siapa sangka sebagai anak sopir bus malam tak menyurutkan langkah Defia Rosmaniar meraih prestasi. Ia tercatat sebagai peraih medali emas pertama untuk Indonesia dalam cabang olahraga Taekwondo di Asian Games 2018.
"Almarhum ayah (Ermanto) dulu waktu Defia masih kecil pernah jadi supir bus malam kurang lebih 10 tahun," kata kakak Defia, Dewi (31), saat ditemui di rumahnya, di Kampung Leuwibengkok, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Senin (20/8/2018).
Namun, Ermanto mengalami musibah kecelakaan sehingga berganti profesi menjadi pedagang sepatu bersama rekannya di daerah Cipulir, Jakarta.
"Abis kecelakan itu, almarhum ayah dulu juga sempat dagang ganti-ganti, terakhir sih jualan sepatu sama temannya buka toko di daerah Jakarta," jelas Dewi.
Hingga akhirnya, sang ayah pun jatuh sakit dan meninggal beberapa bulan yang lalu tepatnya 20 Maret 2018 di usia 59 tahun. Perekonomian, keluarga Defia pun bergantung pada sebuah warung dan menjual pupuk tanaman tidak jauh dari rumahnya.
"Semenjak ayah sakit, ayah sama ibu buka warung sama toko pupuk di deket rumah," ungkapnya.
Sementara sang ibu, Kaswati (54) mengaku bahwa suaminya itu wafat saat Defia sedang berada di Korea pada 20 Maret 2018 lalu. Ermanto pun menjadi sosok ayah yang selalu mendukung Defia untuk menekuni hobinya dalam seni bela diri taekwondo sejak SMP.
"Meninggalnya bulan Maret kemarin. Tidak ada pesan khusus ya, cuma ayahnya ya memang ngedukung dan ikhlas anaknya jadi atlet taekwondo," imbuh Kaswati.
Seperti diketahui, Defia Rosmaniar adalag peraih emas pertama Indonesia di ajang Asian Games 2018 pada Minggu (19/8/2018) siang. Defia berhasil meraij kemenangan atas wakil Iran, Marjan Salahshouri.
Pada poomsae pertama dilewati Defia dengan keunggulan 8,620-8,580 di Plennary Hall JCC Senayan. Lalu, pada poomsae kedua Defia menang 8.760-8,360. Total perhitungan poin Defia 8,690.